Akhir-akhir ini, banyak beredar hoax alias informasi yang menyimpang tentang banyak hal. Dengan kemudahan teknologi, sebagai manusia milennial diharapkan agar kita dapat membedakan hoaks dan ilmu pengetahuan.
Meski terkadang, hoaks terlihat seperti "logis" padahal sesungguhnya adalah logika yang salah. Hoaks yang dikategorikan sebagai pseudoscience (ilmu palsu) salah satunya terkait dengan kesehatan dan makanan.
Banyak informasi yang salah kaprah tapi justru diterima oleh masyakarat luas. Padahal, bisa jadi informasi yang disebarluaskan hanya demi kepentingan iklan.
Misalnya, diet yang baik adalah dengan tidak mengonsumsi karbohidrat dan lemak sama sekali. Hal ini bisa membuat produsen susu tinggi protein meraup untuk yang sangat banyak apabila masyarakat luas menerima informasi tersebut mentah-mentah.
Dengan beredarnay berita tersebut, segolongan masyarakat akan dengan mudah mengejudge suatu makanan padahal ia tidak bersalah jika memang dikonsumsi susuai porsinya.
Perlu diketahui, semua yang dikategorikan sebagai makanan itu sendiri bukanlah bahan kimia berbahaya yang dapat dengan mudah bereaksi, seperti halnya reagen kimia di laboratorium.
Makanan pada dasarnya mengandung nutrisi yang tubuh kita butuhkan, seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan zat-zat lainnya.