Turis miskin lagi jadi fenomena di beberapa negara wisata. Indonesia juga termasuk, lho. Biasanya, alasan mereka ngemis karena kehabisan ongkos. Tapi, aturan pemerintah soal bebas visa dianggap sebagai faktor utama. Aturan bebas visa ini bikin siapa saja bisa dateng ke Indonesia selama 30 hari.
Turis miskin ini sering disebut dengan 'begpacker'. Fenomena begpacker ini nggak cuma ada di Indonesia doang sih. Di Thailand, fenomena ini jadi isu nasional lho. Akhirnya Thailand bikin peraturan kalau tiap orang yang mau ke Thailand harus punya uang sebesar US$ 700.
Negara Asia Tenggara yang kena virus turis miskin ini itu Singapura. Lalu nyebar ke Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Virus ini jadi menjangkiti wisatawan di Thailand, apalagi di Bangkok. Gampang banget nyari turis yang ngemis di pinggir jalan demi bisa jalan-jalan. Sekarang virus ini ikut nyebar juga ke Indonesia.
Ada beberapa turis yang jualan keahlian, kayak jualan hasil foto atau jualan lukisan. Ada juga yang ngamen di pinggir jalan. Tapi banyak juga yang ngemis gitu aja. Dan bilang kalau dia butuh duit buat jalan-jalan.
Salah satu kendala yang dilihat para turis miskin itu adalah bahasa. Makanya kalau lihat turis ngemis, biasanya ada spanduk yang tulisannya macam “bantu saya keliling dunia”. Di Indonesia, sepertinya masih belum ada yang sampai ngemis di pinggir jalan dan bikin spanduk gitu.
Tapi beberapa turis miskin di Indonesia sudah ada yang belanja makanan atau minuman dan nggak bayar. Atau ada juga turis nawar makanan yang sudah murah. Kelakuan para turis miskin ini jadi bahan obrolan di media sosial. Ada yang bersimpati, tapi ada juga yang nggak setuju sama cara para turis miskin ini.