Museum ini menjadi arsip carakerja, bentuk, iklan korek api. Juga menyimpan korek api yang menjadi saksiPerang Dunia I dan II. Wow, sudah ratusan tahun korek api itu eksis.
Di laman resminya mengaku sebagai satu-satunya museum korek api. Tapi di Indonesia ada Museum Sampoerna di Surabaya yang juga menyimpan sedikit koleksi korek api.
Museum korek api ini didirikan oleh pasangan Pat dan Ted di kota Guthrie, Oklahoma, Amerika Serikat. Mereka berdua tidak merokok. Tapi punya ketertarikan mengoleksi korek api yang notabene jadi salah satu pasangan para perokok.
Ketika usia 7 tahun, Pat mendapat hadiah satu buah korek api merk Zippo dan dua buah dari Regency, kemudian Pat belajar memperbaiki kerusakan ringan pada korek api. Lalu, berkembanglah hasratnya untuk mengetahui lebih banyak soal korek api. Tahun 1995, ia bersama istrinya mendirikan museum korek api.
Didalam museum dapat dirasakan suasana hangat dan ramah sambil romantisasi masa lalu. Pemantik api yang biasa diletakkan di rak sebelah meja kopi berbentuk miniatur tank, tangan, granat danpistol. Beberapa pemantik sudah tidak bisa difungsikan.
Museum juga menyimpan korek api sebagai buah tangan. Ada juga korek api yang pernah digunakan untuk iklan sebuah produk.
Korek api yang paling diminati ialah The Camel. Bergambar onta di tengah oase dan piramida. Korek api yang pernah populer tahun 1949-1960 dan dijual seharga 35 dolar.