Cerita Rakyat Pendek tentang Telaga Warna Jawa Barat

Cerita Rakyat Pendek tentang Telaga Warna Jawa Barat
Telaga Warna (ifanobi.com)

Meski begitu sang raja dan segenap rakyat masih menyayanginya. Mereka berharap perangai sang puteri kelak akan berubah seiring berjalannya waktu. Sampai pada suatu ketika, tibalah umur puteri genap menginjak 17 tahun. Kerajaan kembali mengadakan pesta. Seluruh rakyat sepakat untuk memberikan hadiah sebagai wujud rasa cinta mereka pada sang puteri.

Akhirnya, masyarakat seluruh negeri menyisihkan perhiasan terbaik mereka. Seluruh perhiasan itu nantinya akan dilebur untuk dijadikan kalung buat sang putri. Ahli emas terbaik di seluruh negeri diserahi tugas membuatnya. Hingga jadilah sebuah kalung yang sangat mengagumkan, bertahtakan batu permata warna-warni yang berkilauan.

Telaga Warna (manggala-yudha.blogspot.com)

Pesta pun dimulai. Panggung besar didirikan di depan istana dengan dekorasi yangg meriah. Rakyat berbondong-bondong berkumpul untuk mengucapkan selamat kepada sang puteri yang mereka cintai.

Raja, ratu, serta puteri akhirnya datang dan naik ke atas mimbar, sembari bergemuruh sorak sorai para rakyat yang berbahagia. Hingga tiba saat kalung permata ini dipersembahkan rakyat kepada sang puteri. Mereka berharap puteri Gilang Rukmini merasa suka dengan pemberian ini.

Tetapi ketika sang raja membuka kotak serta menyerahkan kalung itu, oleh puteri hanya mengerutkan dahi. Tidak sedikitpun tampak raut senang di wajahnya. Melihat tingkah laku puterinya, sang raja merasa malu. Lalu raja berkata.. "Terimalah, serta pakailah kalung itu. Itu wujud cinta semua masyarakat kepadamu. Hargailah jerih payah mereka." Tetapi jawaban Gilang Rukmini justru mengejutkan. Dengan terang-terangan dia menolak, bahkan menghina kalung itu. "Ah.. Kalung apa itu? Buruk sekali. Warnanya sangat kampungan."

Telaga Warna (yandex.kz)

Mendengar jawaban yang berlebihan ini, sang raja yang awalnya malu menjadi sedih. Ahirnya oleh raja mulai menangis. Melihat rajanya menangis, rakyat jadi ikut bersedih dan menangis. Semua ahirnya ikut menangis. Konon katanya, tangisan ini terjadi terus menerus sampai istana tergenang oleh air mata. Dan tanpa diduga, dari dalam tanah menyembur air yang sangat deras, hingga seluruh negeri tenggelam di dasarnya. Dan akhirnya berubah menjadi Telaga Warna yang pada saat tertentu, air di telaga iini mampu berubah warnanya. Konon lagi perubahan warna ini berasal kalung Puteri Gilang Rukmini yg berada di dasar telaga. Begitulah cerita rakyat pendek tentang Telaga Warna yang indah namun tragis di Puncak Bogor.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"