4 Fakta Unik Batik Mega Mendung, Karya Seni Cirebon yang Penuh Filosofi

4 Fakta Unik Batik Mega Mendung, Karya Seni Cirebon yang Penuh Filosofi

2. Filosofi

2. Filosofi Batik Mega Mendung (via Lazada)

Bukan sekedar corak, mega mendung ternyata memiliki makna yang mendalam. Gradasi 7 warna dikaitkan dengan filosofi tentang langit yang memiliki 7 tingkat, bumi dengan 7 lapisan tanah, serta adanya 7 hari dalam seminggu. Sementara itu, bentuk awan (sebagai pelindung bumi) juga dikaitkan dengan ajaran Taozisme yang mengajarkan bahwa Tuhan adalah pemilik kekuatan terbesar yang melindungi seluruh alam semesta.

Sedangkan menurut filosofi Jawa, mega mendung adalah simbol kesabaran dan ketelatenan. Pasalnya, dalam membatik, pengrajin memang dituntut untuk telaten, sabar, dan tidak mudah panas hati demi mendapatkan hasil yang sempurna. Selain itu, posisi awan pada mega mendung harus selalu horizontal karena memiliki makna sebagai pelindung yang menjaga segala sesuatu di bawahnya.

3. Beberapa Versi Sejarah Batik Mega Mendung

3. Beberapa Versi Sejarah Batik Mega Mendung Batik Mega Mendung (via The Asian Parent)

Dilansir dari laman Info Batik, ada beberapa versi yang menyebutkan asal mula terciptanya batik ini. Salah satu versi yang terkenal menceritakan bahwa batik ini adalah hasil karya yang diciptakan pendiri Kota Cirebon bernama Pangerang Walangsung, atau juga dikenal dengan nama Pangeran Cakrabuana. Saat berdiri di tepi sungai, dia terpesona dengan pemandangan pantulan air yang ada di permukaannya. Karenanya, dia melukiskan pemandangan itu di atas sehelai kain, sehingga jadilah motif mega mendung seperti yang kita kenal sekarang.

Versi lainnya, motif mega mendung adalah bentuk asimilasi dari kebudayaan Indonesia dan Tionghoa. Pada abad ke-16, kawasan Cirebon memang kedatangan banyak saudagar dari luar negeri, termasuk salah satunya bangsa Tionghoa. Selain karena urusan perdagangan, banyak pula pendatang yang kemudian menikah dengan warga lokal sehingga terjadilah pertukaran budaya. Salah satunya adalah Sunan Gunung Jati yang diketahui menikah dengan putri Tiongkok bernama Ong Tien.

Karena semakin tingginya interaksi, percampuran budaya pun tidak terhindarkan. Bangsa Tionghoa dikenal memiliki benda kerajinan, seperti keramik, kain, dan lain-lain dengan lambing yang menarik. Gambar-gambar itu kemudian menginspirasi lahirnya motif mega mendung hingga seperti yang kita kenal sekarang.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"