Yuk Simak 3 Alasan Larangan Menikah di Bulan Suro

Yuk Simak 3 Alasan Larangan Menikah di Bulan Suro
Ilustrasi keluarga cekcok. (keluargakokoh.com)

Bisa jadi rumah tangga itu sering cek-cok dan tak akur, kecurian harta, bahkan salah satu ada yang meninggal. Namun, pengamat budaya berpendapat lain. Meskipun nggak secara total menyebut hal itu sebagai larangan, dirinya hanya memperbolehkan untuk mengadakan syukuran resepsi di bulan ini . Dengan catatan, ijab qobul sudah terlebih dahulu dilaksanakan sebelum bulan Suro.

Bulan yang dimuliakan untuk ibadah

Umat Islam menganggap bulan Suro atau yang dikenal dalam kalender Hijriyah sebagai bulan Muharam sebagai salah satu bulan yang dimulai oleh Tuhan. Oleh karena itu, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, banyak jenis ibadah sunah yang bisa dilakukan di bulan ini. 

Adapun jika membicarakan fungsi dan makna, semua terkait dengan upaya umat Islam untuk merenungi diri dan mendekatkan diri dengan Tuhan.

Keutamaan bulan Muharram. (newsfarras.com)

Hal tersebut juga sesuai dengan penjelasan dari Han Gagas. Dilansir dari Grid.id, dirinya bahkan menjelaskan bahwa bulan Suro adalah bulan spiritual.

"Seharusnya masyarakat lebih banyak melakukan perenungan diri, beribada dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu juga membersihkan diri dari semua hal yang bersifat duniawi. Maka dari itu larangan menikah muncul. Biasanya, orang menikah akan diikuti dengan pesta besar-besaran yang berlangsung selama beberapa hari," jelasnya.


Nah, itulah 3 alasan mengapa masyarakat Jawa melarang pernikahan di bulan Suro ini. Sederhana dan cukup masuk akal sebenarnya. 

Bagaimanapun, setiap larangan adalah untuk sesuatu yang lebih baik. Terlebih larangan ini merupakan hasil dari tradisi masyarakat, tentu ada makna yang belum bisa kita tangkap yang pastinya berguna untuk kehidupan yang lebih luas. 



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"