Wow Sebuah Penelitian Ilmiah Ungkap Alasan Kenapa Cinta Itu Buta, Kalian Setuju ?

Membahas tentang asmara memang sungguh sangat menarik, asmara itu bagaikan berjuta rasa, kadang-kadang bisa menjadikan kita senang, bisa jadikan kita bingung, bahkan campur aduk. 

Secara gak langsung, ada beberapa tahapan kan tuh sampe seseorang bisa jadian. Salah satunya adalah ketika fase jatuh cinta. Di fase itu, entah cewek atau cowok yang jatuh cinta, sama-sama akan dibutakan oleh rasa cintanya.

Nah, kalian pernah denger kan ungkapan cinta itu buta? Tapi apa cinta itu buta? Sebuah penelitian ilmiah pun menganalisis hal ini. Peneliti pun menemukan beberapa fakta yang mengejutkan, lalu mereka beberkan deh alasan kenapa cinta itu buta.

Seperti dikutip dari Merdeka.com, penelitian itu dilakukan oleh University College London, Inggris. Penelitian itu menemukan bukti bahwa rasa cinta bisa menumpulkan aktivitas saraf terkait penilaian sosial kritis terhadap orang lain.

Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan dalam "NeuroImage", cinta juga menghalangi munculnya emosi negatif. Makanya, cuma rasa suka aja yang ada.

Reaksi kimia itu terjadi di area hipotalamus di otak kita yang menghasilkan senyawa euforia. Senyawa itulah yang menurunkan penilaian negatif terhadap orangyang dicintai. Makanya objektivitas dalam melakukan penilaian pun turun drastis.

Karena itu juga muncul ungkapan "Cinta itu buta". Sebab, penilaian rasional dan objektif terhadap orang yang dicintai jadi kabur gengs.

Penelitian itu juga mengungkapkan bahwa cinta yang romantis dan cinta dari seorang ibu menghasilkan efek yang sama terhadap otak.

Hal ini diketahui setelah tim peneliti memindai otak dua puluh ibu muda ketika mereka melihat foto anak-anak mereka. Termasuk anak-anak yang mereka kenal, serta teman-teman dewasa.

Hasilnya, pola aktivitas otak saat menatap foto anak sendiri mirip dengan otak seseorang yang mengalami cinta romantis. Hmm ....

Jadi, sekarang tau kan kenapa cinta itu buta kan? Ya, jadi wajar aja deh kalo kalian dibutakan cinta. Tapi ingat sebuta-butanya kita haruslah berpikiran logis dan pahami bahwa ketika itu hanya delusi semu yang hanya membuat kita sedih dan terpuruk tinggalkan, namun jika itu membawa kita ke arah yang lebih baik kejar serta jadikan motivasi.