Witing Tresno Jalaran Soko Kulino, Apa Artinya?

Witing Tresno Jalaran Soko Kulino, Apa Artinya?

Kalian barangkali pernah mendengar ungkapan 'witing tresno jalaran soko kulino'. Entah itu di televisi, saluran YouTube atau diucapkan kawan. Sedangkan bagi kalian yang berasal dari luar pulau Jawa, atau bukan orang Jawa, pasti awalnya dibuat bingung akan artinya. Lalu, apa artinya?

Ungkapan tersebut adalah ungkapan berbahasa Jawa. Ungkapan tersebut dalam penyampaiannya menggunakan bahasa Jawa Halus. Jadi, meskipun kalian menyampaikan kepada orang tua dalam sebuah obrolan di Jawa, masih bisa diterima dan dianggap sopan.

Sebagaimana kita tahu, bahasa Jawa dalam penggunaannya terbagi ke dalam tiga tingkatan. Ketiga tingkatan tersebut adalah bahasa Jawa Ngoko atau kasar, Jawa Madya dan Jawa Kromo Inggil atau bahasa halus. 

Penggunaan ketiga tingkatan di atas pun terbagi dalam model siapa yang diajak berbicara. Jika lebih muda berarti menggunakan Ngoko. Jika berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang asing bisa menggunakan Kromo Inggil. Sedangkan untuk ngobrol dengan sesama bisa menggunakan Jawa Madya.

Sedangkan untuk ungkapan yang sudah disebutkan di atas termasuk dalam tingkatan Jawa Kromo. Itulah mengapa jika diucapkan kepada orang yang lebih tua nggak akan jadi persoalan.

Witing tresno. (plukme.com)

Jika ungkapan tersebut diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kurang lebih menjadi, "Cinta bisa tumbuh karena terbiasa". Memang kalau kita pahami sekilas, kalimat tersebut bisa dimaknai bahwa cinta itu bisa tumbuh karena terbiasa. Maksudnya ya terbiasa bersama-sama, terbiasa bertemu, dan terbiasa ngobrol. 

Namun, jika kita pahami lebih luas, ungkapan tersebut nggak melulu tentang cinta, loh. Dalam memahami dan memaknainya, bisa juga untuk hal-hal lain. 



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"