Biksu Thudong akhirnya pulang ke Thailand setelah mengikuti prosesi Waisak di Candi Borobudur, Jawa Tengah. Para biksu sebelumnya berjalan kaki selama beberapa bulan menuju Candi Borobudur. Saat pulang, para biksu yang berjumlah 31 orang dipulangkan dengan pesawat terbang.
Dari 31 orang biksu, 28 orang biksu pulang ke Thailand dan tiga biksu ke Malaysia. Mereka naik peswat Batik Air. Tentu saat pulang ke Thailand dan Malaysia, para biksu diantar dan dilepas dengan penuh keharuan, mengingat perjuangan biksu datang ke Candi Borobudur dengan berjalan kaki.
Wajah para biksu terlihat bahagia karena mendapatkan perhatian dari masyarakat Indonesia. Mereka menebar senyum sambil mendorong tas atau koper yang mereka bawa pulang ke Thailand dan Malaysia.
Memulai berjalan kaki Thailand dan tiba di Indonesia, biksu mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat Indonesia. Banyak umat Budha di Indonesia atau umat beragama lain menunjukan toleransinya kepada para biksu dengan memberikan bantuan berupa tempat istirahat bagi para biksu selama berjala kaki.
Para biksu harus melawan rasa lelah ditambah cuaca panas yang melanda Thailand saat memulai perjalanan menuju Indonesia. Kemudian keluar dari Thailand para biksu juga harus melawan badai panas di Malaysia. Menyusuri daratan Malaysia dan tiba di Indonesia juga dengan kondisi yang sangat panas mengingat suhu di Indonesia akhir-akhir ini sangat panas.
Setiap tahunnya memang perayaan Waisak berpusat di Candi Borobudur. Banyak biksu dan umat Budha di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara yang datang ke Candi Borobudur untuk melakukan prosesi Waisak yang tahun 2023 akan dilangsungkan pada Minggu 4 Juni 2023.
Rahasia para biksu sangat kuat jalan kaki? Ternyata jalan kaki sejauh ribuan kilometer bukan perkara yang sulit. Para biksu sudah terbiasa untuk jalan kaki sembari mengendalikan diri untuk menahan lapar, menahan hawa nafsu, menahan rasa amarah, rasa lelah karena terbiasa melakukan meditasi.