Nama Calista Amore Manurung, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud), tengah menjadi sorotan setelah kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa yang diduga melompat dari gedung kampus.
Calista menuai kritik keras usai tangkapan layar percakapannya di grup WhatsApp beredar luas di media sosial.
Dalam percakapan tersebut, Calista dianggap menulis komentar yang tidak pantas dan terkesan tanpa empati terkait kematian Timothy. Chat itu bermula dari diskusi sejumlah anggota grup mengenai percobaan bunuh diri yang dilakukan korban.
“Gaberasa lt 2 mah,” tulis Calista di grup tersebut.
Setelah itu, salah satu anggota grup menanyakan kondisi korban.
“Mati ga?” tanya seseorang.
“Katanya di merah sekarang,” jawab anggota lain.
“Visit yu,” balas Calista.
Percakapan berlanjut dengan informasi bahwa Timothy masih berada di ruang gawat darurat (UGD) di rumah sakit tempat Calista menjalani koas.
“Masih di UGD mayatnya, di bed 1. Tadi syok hipo,” tulis seorang anggota grup.
“Eh mati?” tanya yang lain.
“Mayat?” sahut Calista.
“Owalah mati ya,” timpal anggota lain.
“MAYAT??” balas yang lain lagi.
“Mati?” tanya Calista.
“Ya.”
“Anjir,” balas Calista dua kali berturut-turut.
Isi percakapan yang dianggap tidak sensitif itu memicu kemarahan publik. Setelah viral, Calista akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui sebuah video yang kini juga menyebar di berbagai platform media sosial.
“Pertama-tama saya ingin menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya almarhum Timothy. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan,” ucap Calista dalam video tersebut.
Video Calista Manurung meminta maaf ke publik (instagram)
Ia mengakui bahwa ucapannya dalam chat tersebut tidak sepantasnya diucapkan, terlebih dalam situasi duka.
“Saya meminta maaf kepada seluruh pihak yang tersinggung atau tidak berkenan atas ucapan saya. Saya menyadari tindakan saya yang tidak menunjukkan empati itu salah dan tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun,” ujarnya.
Calista menambahkan bahwa kejadian ini menjadi pelajaran besar dalam hidupnya agar lebih berhati-hati dalam berbicara dan bersikap.
“Saya belajar untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain dan bertanggung jawab atas setiap kata yang keluar dari diri saya,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Calista kembali menegaskan permintaan maafnya kepada keluarga almarhum dan pihak-pihak yang terdampak.
“Kepada keluarga almarhum Timothy, saya mohon maaf dengan tulus. Terima kasih juga kepada pihak kampus, rumah sakit, teman-teman, serta masyarakat yang telah memberikan teguran dan pengingat bagi saya. Semua ini akan saya jadikan motivasi untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya,” tutupnya.
