Siapa si yang tidak ingin menjadi abdi negara, pastinya itu semua adalah impian bagi seluruh pemuda dan pemudi pada umumnya. Tak terkecuali bagi Jovan Zachry, pria asal Surabaya ini masuk sebagai tentara Angkatan Laut Amerika Serikat.
Kisah perjalanan dirinya bisa menjadi tentara AS ini dibagikan dalam yutube channelnya yaitu Jovan Zachary. Pria asal Surabaya ini mengungkapkan kisah perjalanan hidupnya. Pertama kali mengenal Amerika hingga sampai bisa menjadi tentara AS meskipun dirinya lancar berbahasa jawa ketimbang berbahasa Inggris.
Ciri khas bicara Jovan begitu kentara tipikal orang Jawa atau biasa disebut medok. Sejak kecil ia sudah tinggal di Surabaya setelah kepulangan orang tuanya.
Setelah beranjak dewasa, Jovan memutuskan merantau ke Amerika. Sesuai keinginan orang tuanya. Meski sempat mengalami kendala, semangatnya memenuhi amanah orang tua tidak pernah pudar
”Semua keluargaku di Surabaya, jadi saya sendirian merantau. Kosek ini aku iki ngomong e ambek baca ini, soale ora lancar, ndadak menyesuaikan (sebentar ini aku ngomongnya sambil baca, karena tidak lancar, harus menyesuaikan),” kata Jovan terbata-bata.
”Tahun lalu bulan Juli, rundingan sama Papa-Mama. Ada masalah di imigrasi, terus Puji Tuhan dua bulan kemudian bisa berangkat. Pertama kalinya pergi jauh sendirian,” sambungnya.
Awalnya, Jovan berkeinginan hidup seperti orang biasa, bisa melanjutkan sekolah ke jenjang kuliah dan bekerja. Sebagai permulaan dan niat belajar lebih soal bahasa Inggris, akhirnya ia memutuskan jadi pelayan rumah makan.
Tiba-tiba, sebuah ajakan hangat dari teman ayahnya Jovan. Ia menawarkan untuk menjadi tentara. Tentu saja Jovan menolak, sebab takut.
”Enek anak e temen e papa ku (ada temennya papa). De’e nganu ngajak aku dadi tentara (dia mengajak jadi tentara). Nggak gelem (mau) lah jadi tentara. Terus kok lama-lama ditawari terus, lama-lama jadi kepingin, banyak benefit e (manfaatnya),” papar Jovan.
Seiring dipikirkan lebih matang, ternyata menjadi tentara terasa menguntungkan bagi Jovan. Hingga ia memberanikan diri menuju ke San Fransisco untuk melakukan wawancara dan tes.
”Pertama, dapat asuransi, nek nggak salah seumur hidup. Kedua, sekolah dibiayai pemerintah. Terus akhire aku mutusno masuk tentara, bulan depannya saya mutusno pergi ke San Fransisco nemuin anaknya temen e papa,” jelasnya.
Kini Jovan tengah merangkak menyusun kesuksesannya. Sembari mengenyam pendidikan di kampus, ia juga ikut pelatihan militer. Sayangnya selama di lokasi, ia tidak bisa banyak mengabadikan momen latihan, karena dilarang.
"Setelah liburan, pamitan semua, balik lagi ke sini, stres lagi. Saya training dua bulan stresnya minta ampun. Untungnya saya lulus, Puji Tuhan. Sekarang saya sekolah untuk education, sekolah untuk mesin kapal," paparnya sembari mengeluh memegangi kepala.