Lebaran selalu menjadi saat yang penuh makna bagi setiap keluarga. Selain menjadi momen untuk mempererat hubungan dengan saling memaafkan, hari raya juga sering kali dijadikan waktu untuk merayakan pencapaian yang telah diraih oleh anggota keluarga.
Ini menjadi kesempatan bagi orangtua untuk menunjukkan rasa bangga terhadap anak-anak yang telah sukses dalam berbagai bidang, baik akademik maupun prestasi lainnya.
Salah satu contoh menarik datang dari sebuah video yang viral di TikTok, yang menampilkan seorang bapak yang dengan penuh semangat memajang deretan sertifikat dan penghargaan anaknya di dinding rumah menjelang Lebaran.
Dalam video yang diunggah oleh pengguna TikTok @gio_farel04, terlihat seorang pria dengan antusias menempelkan berbagai sertifikat dan foto penghargaan anaknya yang sudah ia terima.
Menurut cerita anaknya, sang bapak telah mencetak dan menempelkan semua prestasi yang dikirim melalui aplikasi pesan dengan alasan sederhana:
"Biar beda dengan tetangga." Sang anak pun menceritakan pengalamannya ketika pulang kuliah menjelang Lebaran, dan langsung terkejut melihat berbagai penghargaan yang sudah dipajang oleh sang ayah.
"Pulang kuliah H-2 lebaran dibikin syok sama Bapak yang udah print dan tempelin beberapa sertifikat kejuaraan serta foto yang aku selalu kirim kalo menang, katanya 'biar beda dengan tetangga'," tulisnya, seperti yang dikutip oleh Suara.com (30/3/2025).
Meski bagi sebagian orang hal ini mungkin terkesan berlebihan, bagi sang ayah, ini adalah cara untuk mengekspresikan kebanggaan dan apresiasi terhadap perjuangan anaknya. Beberapa netizen pun merasa mendukung tindakan sang bapak, seperti yang diungkapkan oleh @intro*** yang mengatakan, "Dia menunjukkan betapa bangganya dia atas pencapaianmu dan usahamu."
Namun, tak semua orang melihat hal ini secara positif. Beberapa netizen merasa bahwa tindakan tersebut bisa menimbulkan perasaan tersindir, bahkan bercanda bahwa mereka akan menghindari rumah tersebut karena khawatir dibanding-bandingkan oleh orangtua mereka.
"Aku ikut bangga kak, tapi alhamdulillah kita nggak tetanggaan ya kak," ujar @mii****.
"Rumah yang sangat dihindari kita semua," tulis @rin****.
"Untung kita nggak saudaraan kak, bisa dibandingkan tujuh turunan," ungkap @emm****.
Komentar-komentar ini menunjukkan bahwa meskipun tindakan sang bapak dilihat sebagai bentuk kebanggaan yang tulus, hal ini bisa memberikan tekanan sosial bagi orang lain yang merasa bahwa mereka tidak dapat memenuhi ekspektasi yang sama. Bahkan, sang anak mengaku merasa malu dengan hal tersebut, meski ia mengerti bahwa tindakan itu dilakukan semata-mata untuk membuat sang bapak bahagia.
"Sebenarnya aku malu sih sama temen dan saudara, but it's okay kalo bisa buat Bapak seneng. Menyala Bapak ku," tulisnya.