Jumat 21 Mei lalu, kepolisian Israel kembali menggempur Masjid Al-Aqsa meski gencatan senjata di antara dua gubu baru saja disetujui kurang dari 24 jam.
Sampai saat ini, sudah lebih dari 100 warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel. Berbagai kecaman dari negara-negara lain terus bermunculan, namun tak sedikit juga pandangan masyarakat yang gagal mengenal akar masalah.
# Akar Masalah Konflik Israel Palestina
Permasalahan utama Israel dan Palestina pada dasarnya merupakan kolonialisme yang dilakukan sekelompok penduduk.
Awal mula permasalahan ini diidentifikasi dari Deklarasi Balfour di tahun 1917. Deklarasi tersebut berisi surat dari pemerintah Inggris yang dikirim pada tokoh pemimpin Yahudi Inggris bernama Rothschild. Dalam isi surat itu, Inggris menjanjikan kaum Yahudi bahwa tanah Palestina akan dijadikan “national home” atau rumah nasional kaum tersebut.
Ide tentang bangsa Yahudi yang harus memiliki tanah atau negara sendiri disebut paham zionisme.
Ide ini bertransformasi jadi gerakan internasional di tangan seorang Astro-Hungaria keturunan Yahudi: Theodor Herzl. Gerakan ini bertujuan menghasilkan negara dengan nama Israel di wilayah Palestina.
# Gerakan Zionis Pertama Kali Muncul
Gerakan Zionis ini pertama kali muncul pada akhir abad ke-19 di Eropa tengah dan timur. Saat itu, muncul seruan agar seluruh orang Yahudi pindah secara besar-besaran ke Palestina. Hal ini dilakukan murni atas dasar dalih bahwa tanah Palestina merupakan tanah ayah dan kakek-nenek (Eretz Israel) yang dijanjikan Tuhan ke Bangsa Yahudi.