Tak Bisa Dikubur, Apa yang Akan Terjadi Jika Ada Manusia Mati di Luar Angkasa?

Tak Bisa Dikubur, Apa yang Akan Terjadi Jika Ada Manusia Mati di Luar Angkasa?
Satelit di luar angkasa (techfor.id)

Penelitian di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menunjukkan bahwa bakteri dapat bertahan hidup di luar angkasa setidaknya selama tiga tahun. Jika bakteri masih hidup di tubuh, mereka akan mulai mencernanya. Meskipun sebagian besar ruang angkasa sangat dingin, ruang angkasa juga bisa menjadi panas — suhu di permukaan ISS dapat berkisar dari minus minus 200 C hingga 200 C. Dalam lingkungan yang lebih panas, dekomposisi akan sangat cepat.

Radiasi kuat di ruang angkasa juga kemungkinan besar akan berdampak buruk pada tubuh, memecah ikatan karbon dan menyebabkan kerusakan kulit dan otot. Setelah dibuang dari pesawat ruang angkasa, benda yang mengalami dehidrasi dan membusuk akan menuju ke orbit, mengikuti arah dorongannya – kecuali jika ia bertabrakan dengan benda lain.

Dengan semua puing-puing ruang angkasa dan satelit-satelit yang mengorbit di sekitar Bumi, bertabrakan dengan satu sama lain "sebenarnya merupakan risiko" yang bisa dihadapi oleh mayat, kata Myles Harris, seorang mahasiswa doktoral di Institut Risiko dan Pengurangan Bencana University College London, kepada Live Science.

Untuk menghindari risiko ini, NASA merekomendasikan untuk pergi lebih jauh ke luar angkasa dan “meninggalkan orbit planet” sebelum melepaskan sebuah benda. Tabrakan antara benda dan pesawat luar angkasa atau satelit dapat menyebabkan kerusakan nyata — bagi kedua belah pihak.

Setiap astronot yang berada di luar angkasa tanpa pakaian antariksa akan menemui nasib ini. Apa yang akan terjadi selanjutnya akan bergantung pada apakah ada bakteri di sekitarnya. Wiiiih, ngeri juga ya ges?



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"