Rudi Mulyadi, seorang mantan pendeta baru-baru ini menjadi perbincangan. Sebab, perjalanan spiritualnya meninggalkan agama Kristen hingga mengimani Islam sampai mengembuskan nafas terakhirnya sungguh luar biasa.
Kisah Rudi Mulyadi yang penuh lika-liku ini diceritakan oleh sang putri, Yesi Yasika kepada tim Ngaji Cerdas beberapa waktu lalu. Yesi menceritakan bahwa saat sang ayah menjadi pendeta, dia telah memurtadkan 3.000 orang. Oleh karena itulah, keputusan sang ayah menjadi mualaf membuat pihak gereja dan banyak umat Kristiani memberikan reaksi tegas. Mereka meminta penjelasan mengapa Rudi memutuskan pindah agama.
"Papa saya itu kan mantan pendeta ya, pas memutuskan masuk Islam, banyak sekali pihak-pihak gereja yang meminta keterangan beliau, istilahnya minta konfirmasi kenapa Pak Rudi bisa memeluk agama Islam," beber Yesi dikutip dari kanal YouTube Ngaji Cerdas, Rabu (13/4/2022).
Pihak gereja, kata Yesi, langsung heboh saat tersebar berita bahwa sang ayah memutuskan menjadi mualaf.
"Pada waktu itu ada beberapa pendeta yang datang ke rumah, kita semua sudah panik karena takut terjadi hal-hal yang tidak kami inginkan, tetapi Alhamdulillah pada saat itu saya melihat papa saya tenang, santai, tenang aja," imbuhnya.
Rasa tenang dan damai pada diri Rudi membuat Yesi yang saat itu masih memeluk Kristen menjadi turut tenang. Yesi mengenang sikap sang ayah yang membuatnya kagum saat menerima hinaan dan perilaku tidak sopan dari pihak gereja.
"Waktu itu banyak sekali pertanyaan mereka (pihak gereja) lontarkan pada papa saya. Waktu itu saya mendengar hinaan mereka, terus cercaan mereka, papa saya dikata-katain segala macam istilahnya bukan bahasa yang sopan lagi. Papa saya cuma diam, beliau hanya menunduk dan diam," paparnya.
Pihak gereja, tambah Yesi, meminta bukti pada Rudi bahwa Islam adalah agama yang benar.
"Papa saya cuma bilang akan memberikan bukti tapi tidak sekarang dan tidak di tempat ini. Mereka bertanya kapan papa saya siap dan kapan waktunya. Papa saya bilang nanti di akhirat," sebutnya.
Momentum Rudi Akhirnya Jadi Mualaf
Yesi pun mengungkapkan proses sang ayah mendapatkan hidayah sehingga mantap memutuskan jadi mualaf. Ada suatu keironisan melatarbelakangi sebuah insiden yang akhirnya mengubah semua kehidupan sang mantan pendeta tersebut. Menurut Yesi, awal mula ayahnya mendapatkan hidayah berawal saat sedang proses memurtadkan suatu keluarga muslim.
"Beliau (Rudi) mau memurtadkan satu keluarga muslim, keluarga itu, namanya itu Pak Abdullah. Ketika papa ke rumahnya mau mencopot semua ornamen-ornamen Islam di rumahnya, salah satunya ada kaligrafi. Papa saya tanya ini apa bacaannya, (Pak Abdullah menjawab) 'ini kesaksian kita umat islam', Papa bertanya lagi apa tulisannya dibacakan Asyhadualaa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah," urai Yesi.
Rudi menanyakan arti bacaan syahadat tersebut. Lalu, saat mendengarnya, dia meminta Pak Abdullah segera mencopot kaligrafi tersebut dari rumahnya.