Sopir mobil Fortuner yang menabrak mobil Brio di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, bernama Giorgio Ramadhan. Kini, Giorgio resmi menjadi tersangka karena telah menggunakan senjata tajam untuk menabrak mobil Brio.
Ia juga telah meminta maaf dan menyesali perbuatannya itu. Selama pemeriksaan kepolisian, Giorgio juga berjanji akan menjalin kerja sama yang baik.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam, Giorgio merupakan pria berusia 24 tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikan S1. Polisi juga menjelaskan jika dirinya sedang menjalani program magang di sebuah perusahaan.
Pernah Ikut Pertukaran Pelajar ke Luar Negeri
Giorgio Ramadhan menyesali perbuatannya setelah menabrak mobil Brio di kawasan Senopati, Jakarta Selatan (detik)
Dari informasi yang beredar, Giorgio sebelumnya sempat mendapat julukan ‘musuh Ukraina’. Tim kuasa hukumnya, Arif Fadillah, membenarkan jika kliennya itu pernah melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri.
"Kalau dia ke sana benar, tapi kalau sejauh mana keterlibatannya atau sejauh mana, apa ya, ya keterlibatannya di sana kita tidak tahu," kata Arif Fadillah saat dihubungi, Selasa (14/2/2023).
Dirinya mendapat julukan tersebut karena pernah masuk ke daftar hitam situs Myrotvorets, yakni sebuah situs lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang didirikan oleh politikus dan aktivis Ukraina Georgy Tuka.
Situs tersebut menuding jika Giorgio telah melanggar perbatasan negara Ukraina dengan menembus wilayah yang diduduki oleh formasi geng teroris Rusia di Donbass. Ia dianggap berpartisipasi dengan propaganda anti-Ukraina.
Di situs tersebut, tampak foto wajah Giorgio yang memakai pakaian militer Rusia dan berjejer dengan pria yang membawa bendera Rusia. Selain itu, terdapat pula komentar Giorgio yang dianggap mendukung Rusia.
"Saya seorang mahasiswa di bidang yurisprudensi, belajar di pertukaran di Belanda. Dia datang ke Luhansk untuk mengikuti konferensi antifasis dan mengungkapkan solidaritasnya kepada masyarakat Donbass. Indonesia dari mana saya berasal, pada tahap ini dalam keadaan semikolonial, dan demonstrasi pada 1 Mei adalah protes terhadap pemerintah, hari penderitaan rakyat, ketika banyak polisi yang menyerang orang-orang yang berpartisipasi dalam demonstrasi. Dan saya di sini untuk mendukung Anda," kata Giorgio seperti dikutip Myrotvorets.