Seorang Perempuan di Swedia Meninggal akibat Pendarahan Usai Divaksinasi Covid-19 Astrazeneca

Seorang Perempuan di Swedia Meninggal akibat Pendarahan Usai Divaksinasi Covid-19 Astrazeneca

Seorang perempuan di Swedia meninggal sekitar seminggu usai menjalani vaksinasi Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan University of Oxford pada (18/3/2021) lalu. Perempuan itu sebelumnya dilaporkan dalam kondisi sehat.

Menanggapi hal tersebut, dalam pernyataannya, Badan Produk Medis Swedia menyebut kasus tersebut menambah daftar kasus penggumpalan darah di arteri dan vena serta pendarahan

"Ini adalah kasus penggumpalan darah di arteri dan vena dan juga perdarahan hebat, yakni peristiwa tak biasa yang menjadi fokus penyelidikan Badan Pengawas Obat Eropa (EMA)," kata Kepala Keamanan Obat Swedish Medical Products Agency, Veronica Arthurson saat konferensi pers, Kamis 18 Maret 2021.

Pada hari itu pula pemerintah Swedia menyatakan memperpanjang pembekuan penggunaan vaksin AstraZeneca hingga pekan depan. 

Vaksin Astrazeneca (Media Indonesia)

Perpanjangan dilakukan meski EMA dalam keputusan hasil rapatnya pada Kamis tetap menyatakan aman dan efektif. Manfaat vaksin yang telah diberikan izin penggunaan darurat sejak akhir Januari lalu itu dianggap lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Namun, dalam pengumumannya, Direktur Jenderal EMA Emer Cooke mengatakan kalau investigasi panel pakar di badan tersebut tidak dapat menghilangkan secara tegas adanya kaitan antara vaksin itu dengan sejumlah kecil kasus penggumpalan darah yang parah. 

Dia menjanjikan akan melakukan investigasi lebih lanjut dan pembaruan panduan ke depannya.

Bersama Swedia, Norwegia dan Denmark memutuskan untuk perpanjangan pembekuan vaksinasi tersebut. Mereka menyatakan akan mengkaji kesimpulan dari EMA terlebih dulu.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"