Selasa hitam tahun 1929. Peristiwa ini merupakan bagian dari rangkaian kejadian Kamis Htam di tahun yang sama. Serangkaian peristiwa tentang kejatuhan saham di Wall Street 1929. Menjadi peristiwa kebangkrutan ekonomi terbesar di Amerika. Kejatuhan bursa saham di Amerika serikat ini adalah penanda dimulainya era baru. Era Depresi Besar.
Perekonomian anjlok dan kegiatan konsumsi menurun drastis. Hal ini menyebabkan produksi juga turun, bank banyak yang tutup. Penggangguran meningkat dan mereka yang masih memiliki pekerjaan, gajinya diturunkan. Kelaparan terjadi di mana-mana. Bahkan berdampak pula pada perekonomian dunia.
Meskipun banyak ahli sejarah menyetujui pendapat bahwa kehancuran bursa tersebut hanya merupakan "gejala" daripada merupakan "penyebab" Great Depression. Kehancuran bursa saat itu juga merupakan titik awal dari reformasi penting dari peraturan-peraturan hukum di bidang finansial dan perdagangan. Peristiwa besar ini terus diingat dan diperingati hingga saat ini.
Selasa Hitam atau disebut juga dengan Black Tuesday mengawali kepanikan hingga lima hari setelahnya. Harga saham terus jatuh saat itu dan berlangsung hingga satu bulan. Bahkan krisis ekonomi tetap bertahan hingga tiga tahun setelahnya.
Padahal saat terjadi kehancuran saham itu, New York sedang bertumbuh menjadi ibu kota finansial yang utama. New York Stok Axchange (NYSE) kala itu merupakan bursa efek terbesar di dunia.
Setelah selama 5 tahun indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencapai puncaknya di angka 381.17 pada tanggal 3 September 1929, pasar kemudian menukik turun dengan cepat selama sebulan hingga turun sebesar 17%. Situasi ini sempat membaik tapi kembali turun tajam pada 24 Oktober 1929. Semua orang panik dengan apa yang menimpa perekonomian Amerika.
Pemerintah dibantu oleh bank nasional sudah mencoba mengatasi masalah ini. Namun tetap saja kepanikan pada bursa saham terus berlanjut dan semakin parah. Muncullah hari Selasa Hitam di mana terjadi transaksi 16,4 juta saham. Kabarnya karena kejadian ini kerugian yang dialami selama satu minggu lebih besar dari pada anggaran belanja Negara selama satu tahun. Kerugian yang teramat besar.
pada tanggal 29 Oktober beredar kabar bahwa presiden Herbert Hoover tidak akan melakukan veto atas Smoot-Hawley Tariff dan ini membuat harga saham makin jatuh lebih dalam lagi. Situasi ini sungguh sangat sulit diatasi saat itu. William C. Durant bersama-sama anggota keluarga Rockefeller dan raksasa industri finansial lainnya melakukan pembelian sejumlah besar. Dilakukan untuk menunjukkan kepada publik agar mereka kembali percaya pada pasar. Tapi tetap saja tidak memperbaiki keadaan.
Kehancuran tersebut terjadi setelah ledakan spekulatif yang terjadi pada periode tahun 1920an. Saat ini jutaan warga Amerika melakukan investasi besar-besaran pada bursa saham. Bahkan banyak yang membeli saham dengan dana pinjaman. Hal ini yang memicu banyak kebangkrutan.
Meningkatnya harga saham merangsang orang untuk melakukan investasi, mereka berharap harga saham akan meningkat lebih tinggi lagi. Spekulasi inilah yang menjadi pemicu dari kenaikan harga saham pada saat itu dan menciptakan "gelembung ekonomi" (economic bubble). Kenyataannya justru sebaliknya. Terjadi kepanikan dan penurunan harga saham.
Presiden Herbert Hoover dan para pemimpin AS lainnya memberikan jaminan bahwa krisis ekonomi akan berlalu dengan sendirinya, tapi ternyata terus memburuk. Pada tahun 1930, sekitar empat juta orang Amerika menjadi pengangguran, kemudian angka tersebut meningkat menjadi enam juta orang pada tahun 1931. Industri juga mengalami kelesuan dengan penurunan 50% produksi barang.
Selasa Hitam adalah salah satu peristiwa mengerikan dalam sejarah. Kebangkrutan ekonomi skala besar yang berdampak buruk bagi banyak orang.