Sejarah Yasinan Menggantikan Rapalan Mantra Masyarakat Jawa, Haram Gak Sih?

Sejarah Yasinan Menggantikan Rapalan Mantra Masyarakat Jawa, Haram Gak Sih?
Menddoakan arwah (tni.mil.id)

Meniatkan pahalanya untuk arwah yang didoakan, kemudian ditutup dengan do’a. Inti dari bacaan tersebut ditujukan pada para arwah untuk dimohonkan ampun kepada Allah, atas dosa-dosa arwah tersebut.

Adapun hadits yang berhubungan dengan pembacaan surat yasin secara khusus antara lain.

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa membaca (surat) Yasin pada malam hari dengan mengharap keridoan Allah, ia akan diampuni (dosanya)."

(HR. At Thobroni/145, 418 dan Al-Bayhaqi/2360, 2361 dari Abu Huroiroh, Ad Darimi/3478 dari Hasan, Dishahihkan oleh Ibnu Hibban/2626)

Diriwayatkan dari Maqol bin Yasar, bahwa Nabi Saw. bersabda: 

"Bacalah untuk orang mati di antara kamu, surat Yasin."

(Hadits Shahih Riwayat Ibnu Hibban/3064, juga diriwayatkan oleh Abu Daud/2714, Ibnu Majah/1438, Ahmad/19416, 19427, Nasai/10913, Alhakim/2028, Aththobroni/16904, Albayhaqi/2356, 8930)

Menyatukan masyarakat (centralpost.co)

Yasinan menjadi agenda yang bisa menyatukan masyarakat. Karena selain berdoa, masyarakat mangadakan acara makan bersama. Yasinan biasanya berlangusung dengan guyub rukun dan sukarela.

Yasinan juga menjadi sarana untuk bersedekah bagi tuan rumah. Biasanya aneka hidangan disajikan sesuai dengan kemampuan. Semakin kaya, maka sajiannya akan semakin mewah. Ada daging dan aneka jajanan enak.

Acara ini bukan aja jadi doa bersama, tapi juga acara sosial yang merekatkan keharmonisan warga. Semua orang dari semua profesi datang untuk niat yang sama. Mendoakan orang yang udah meninggal.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"