Sedih! Ayah dari Salah Satu Dokter Korban COVID-19 Menyesal Menyekolahkan Anaknya di Kedokteran

Sedih! Ayah dari Salah Satu Dokter Korban COVID-19 Menyesal Menyekolahkan Anaknya di Kedokteran
Para tenaga medis yang siap di garda terdepan (m.lampost.co)

Belum lagi jika sudah lulus dan bekerja. Banyak dokter juga tenaga medis lain yang harus bekerja ekstra. Bahkan lebih lama dari jam kerja pada umumnya karena memang dibutuhkan banyak orang. 

# Berbagai Tudingan Negatif Pada Para Tenaga Medis

Sudah pemerintahnya enggak serius mengendalikan penyebaran virus, tenaga medis masih harus menghadapi segala tudingan negatif. Ditambah risiko kematian yang terus membayangi pekerjaan mereka. 

Badan lelah karena kurang istirahat. Makan, minum, buang air juga tidak teratur karena harus selalu menggunakan APD lengkap. Kebanyakan dari mereka bahkan bekerja lebih dari jam kerja pada umumnya.

Salah satu korban meninggal akibat COVID-19 (urbanasia.com)

Namun mirisnya, masih saja ada banyak orang yang menuduh mereka adalah antek WHO, serta menargetkan sejumlah kematian di Indonesia. Kebayang gak sih sedihnya perasaan mereka?

Banyak juga yang masih gak peduli dan menganggap remeh virus ini. Banyak yang tidak pakai masker ketika bepergian. Masih banyak yang suka kumpul-kumpul gak penting. Padahal nyata sekali bahwa korban terus berjatuhan. 

Coba aja deh sekarang, kalian bayangkan. Bagaimana kalau kalian ada di posisi mereka? Atau di posisi ayah dokter tadi. Yang kehilangan anak semata wayangnya gara-gara COVID-19. Masih mau abai? Gak takut kehilangan orang-orang tersayang? Tega melihat orang lain bersedih karena kehilangan orang terkasih?



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"