Sederet Mitos dan Larangan Pernikahan Adat Jawa, Apakah Kamu Percaya?

Sederet Mitos dan Larangan Pernikahan Adat Jawa, Apakah Kamu Percaya?
Ilustrasi Pernikahan Adat Jawa (IDN Times)

2. Mitos 'Siji Jejer Telu'

Kalau mitos yang ini adalah jika suami, istri, serta salah satu dari orang tua keduanya adalah anak pertama. Kalau pasangan ini tetap menikah, kabarnya rumah tangganya juga bakal dilalui dengan penuh perjuangan. Orang tua yang percaya dengan mitos ini bisa saja melarang anaknya menikah jika kondisinya seperti ini. Duh, repot ya?

3. Perhitungan Weton atau Hari Lahir Pasangan Suami-Istri

Weton adalah perhitungan yang didasari oleh hari lahir seseorang berdasarkan penanggalan Jawa. Contohnya, anak yang lahir pada Sabtu Pahing disebut-sebut punya angka paling tinggi. Sejumlah weton kabarnya nggak cocok untuk dipasangkan. Nah, kalau pasangan ternyata nggak cocok wetonnya, bisa jadi dilarang menikah oleh orang tuanya. 

Konon, kalau tetap memaksakan untuk menikah, bisa jadi pasangan ini bakal sering mengalami kesialan atau rumah tangganya nggak harmonis, lho. Wah, cinta terlarang adat Jawa emang berat.

Ilustrasi Pernikahan Adat Jawa (Blog Tiga Dara)

4. Dilarang Menikah di Bulan Suro

Kalau mitos yang ini sangat dipercaya masyarakat Jawa hingga sekarang. Di bulan Suro penanggalan Jawa atau bulan Muharram di penanggalan Islam, biasanya nggak boleh diadakan pernikahan atau hajatan lainnya. Kalau nggak, pernikahannya dipercaya bakal berakhir dengan bencana.

Mitos ini diyakini berasal dari kepercayaan bahwa di bulan ini, penguasa Laut Selatan Nyi Roro Kidul juga sedang melakukan hajatan. Masyarakat nggak boleh 'menandingi' hajatan ini kalau nggak ingin ikut-ikutan kena sial.

Dari semua mitos dan larangan pernikahan Jawa itu, kamu masih percaya dengan yang mana, nih, Gengs?



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"