Sementara, dikutip dari Liputan6.com, penyelam Syahrul Anto meninggal dunia akibat dekompresi. Penyebab meninggal tersebut diumumkan oleh Dansatgas SAR Kolonel Laut (P) Isswarto.
"Diduga dekompresi karena tekanan, bekerja tidak tahu waktu, harusnya naiknya pelan-pelan, lima meter berhenti dulu, sampai muncul ke permukaan, dia mungkin langsung," kata Isswarto.
Isswarto juga menjelaskan bahwa seharusnya penyelaman pencarian korban Lion Air berakhir pukul 16.00 WIB. Sebab, kondisi gelap dan cuaca pun kurang bersahabat. Nyatanya, korban saat itu masih berada di bawah laut hingga pukul 16.30 WIB.
Isswarto menambahkan bahwa korban merupakan warga sipil, seorang penyelam Basarnas. Ia merupakan seorang penyelam Potensi SAR dari Indonesia Diving Rescue Team (IDRT).
Semasa hidupnya, Syahrul dikenal sebagai pria dengan jiwa sosial yang tinggi. Jenazahnya kemudian dievakuasi menggunakan Kapal Teluk Bajau Victory ke Posko Basarnas sebelum diterbangkan ke Surabaya pada Sabtu (3/11/2018) pagi kemarin.