Rumah Adat Suku Batak Katanya Makin Jarang Ditemui

Udah pada tau belom namanya rumah adat suku Batak gengs? Namanya adalah Rumah Bolon atau juga disebut dengan Rumah Gorga.

Rumah ini adalah rumah adat dan menjadi simbol keberadaan masyarakat Batak yang hidup di daerah tersebut.

Keindahan Rumah Bolon

Rumah Bolon sendiri memiliki keindahan yang khas. Atap rumahnya berbentuk lancip di bagian depan dan belakang.

Bagian depan atapya emang sengaja dibuat lebih panjang daripada bagian belakangnya. Karena kepercayaan di sana atap seperti itu bisa membuat sukses sampai ke anak turunnya.

Jumlah Rumah Bolon Tinggal Sedikit

Fakta yang menyedihkan dari rumah adat suku Batak alias rumah Bolon ini adalah semakin sedikit dan jarang ditemui, terkikis dengan rumah modern.

Konon dulu rumah ini adalah rumah ningrat dan ditinggali oleh 13 raja dari Sumatra Utara. Jadi mungkin karena itu gak semua memilikinya. Tapi ya karena terkikis zaman juga penyebabnya sih. Makanya perlu dilestarikan.

Enam Jenis Rumah Bolon

Berhubung Sumatra Utara terdiri dari beberapa jenis suku yaitu Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Angkola.

Wajar kalau rumah adat suku Batak juga ada enam jenis juga. Menyesuaikan dengan suku adat Batak masing-masing gengs. Emang beragam kok Indonesia itu.

Makna Ornamen yang Ada di Rumah Bolon

Biasanya rumah Bolon ditempati lima sampai enam keluarga. Biasanya ada ornamen yang menghiasi rumah tersebut. Dan itu semua ada maknanya lho.

Dan biasanya ada ornamen hewan cicak, ular dan kerbau. Semuanya memiliki makna lho gengs.

Ornamen cicak memiliki makna kalau orang Batak itu bisa hidup dimana saja walau merantau ke negeri orang.

Ular terkait dengan kepercayaan adat kuno yang menandakan kalau rumah mereka kemasukan ular maka akan berlimpah rezekinya.

Nah kalau gambar kerbau menandakan sebagai bentuk ucapan terima kasih atas kerja kerbau yang membantu masyarakat Batak di masa lalu.

Nah sekarang sudah kenal kan sama rumah adat suku Batak gengs? Kita kudu melestarikanya biar anak dan cucu kita bisa melihatnya. Mari jaga budaya bangsa kita, kalau bukan kita maka siapa lagi?