Punya Mata Air yang Tak Pernah Surut, Inilah Kisah Petilasan Prabu Siliwangi di Majalengka yang Banyak Dikunjungi Peziarah Terutama pada Malam Jumat Kliwon

Punya Mata Air yang Tak Pernah Surut, Inilah Kisah Petilasan Prabu Siliwangi di Majalengka yang Banyak Dikunjungi Peziarah Terutama pada Malam Jumat Kliwon

Jauh sebelum Indonesia merdeka, rakyat dipimpin oleh berbagai sosok kuat dengan berbagai sifat dan latar belakang. Masing-masing sosok ini tak jarang masih dikagumi meski telah wafat ratusan bahkan ribuan tahun lalu. 

Meski hanya melalui cerita yang beredar, kegagahan para tokoh mampu membuat masyarakat begitu kagum dan mencintainya. Salah satunya adalah putra Prabu Dewa Niskala yakni Prabu Siliwangi. 

Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi dikenal sebagai Raja Pajajaran yang membawa kerajaan ini kepada masa keemasannya. Di bawah pemerintahan Prabu Siliwangi inilah kerajaan Pajajaran mengalami perkembangan pesat.

Masa pemerintahannya pun disebut rakyat sebagai zaman perdamaian dan kemakmuran. Hingga membuat Prabu Siliwangi terus dikenang, terutama oleh masyarakat Sunda sampai saat ini. Bahkan hingga sosoknya tiada, petilasan Prabu Siliwangi pun banyak dikunjungi peziarah, salah satunya yang ada di Majalengka.

Pesanggrahan Petilasan Prabu Siliwangi (Tribun Jabar)

Dilansir dari Tribunjabar.id, Kamis (2/12/2021) petilasan Prabu Siliwangi di Majalengka, Jawa Barat, kini menjadi salah satu objek wisata yang diminati masyarakat. Selain sebagai wisata ziarah, tempat ini juga menjadi wisata alam dengan daya tarik panorama alamnya yang mempesona.

Petilasan atau Pasanggrahan Prabu Siliwangi juga memiliki mata air yang disebut tak pernah surut, bahkan meski di musim kemarau sekalipun. Nama mata air tersebut adalah Sanghyang Talaga Pancuran dan mata air Sanghyang Talaga Emas.

"Ya, di sini juga dilengkapi dengan pemandian yang airnya keluar dari perut bumi terus-menerus mengalir tanpa henti, diberi nama mata air Sanghyang Talaga Pancuran dan mata air Sanghyang Talaga Emas (Barat)," ucap Rozali, Kuncen Petilasan atau Pasanggrahan Prabu Siliwangi.

Rozali mengungkapkan, petilasan Prabu Siliwangi sudah ada sejak tahun 1482 Masehi. Saat itu pemerintahan dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi Sang Ratu Dewata Wisesa.

"Pada tahun itu, di lereng Gunung Ciremai sebelah utara dibangun hutan tutupan dan pondok sebagai tempat nyepi tapabrata dan peristirahatan raja oleh Ciung Wanara yang diberi nama 'Pasanggrahan Prabu Siliwangi Pajajaran," ujar Rozali.

Disebut, tempat ini ramai dikunjungi masyarakat terutama saat malam Jumat Kliwon, akhir pekan, hari raya, atau hari libur. Selain itu, Pancuran Cikahuripan atau Pancuran Selendang Bidadari juga menjadi tujuan ziarah di area petilasan Prabu Siliwangi. Dua pancuran itu merupakan tempat pemandian untuk para peziarah petilasan Prabu Siliwangi.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"