Rumah yang sebenarnya buat dia adalah ruang beton yang sempit dipenuhi sampah. Makanya dia mungkin merasa cukup untuk tinggal di dalam liang kubur.
Pria tunawisma ini juga udah lama melakukan diet makanan yang dikumpulkan dari tumpukan sampah. Dia juga masih mencari puntung rokok yang dibuang orang.
Dulunya, Bratislav punya teman juga yang sama-sama tinggal di liang kubur. Kavling tetangga lah gitu, duh. Dia juga pernah punya pacar. Tapi udah nggak ada lagi.
"Saya punya teman yang juga tinggal di kuburan, tetapi dia pergi karena makamnya lembab. Aku punya pacar, tunawisma juga, tetapi dia sudah pergi. Dia meninggal, tetapi lebih baik untuk mengatakan bahwa dia sudah pergi," kata Bratislav Stojanovic.
Di liang kubur yang dia tempati, dia gak pernah tau siapa pemiliknya. Batu nisan di liang kubur itu telah rusak. Dia pun mengaku telah tinggal di sana selama belasan tahun. Dia punya alasan sendiri.