Praktek Perdukunan Ternyata Gak Cuma Di Indonesia, Ada Di Banyak Negara

Praktek Perdukunan Ternyata Gak Cuma Di Indonesia, Ada Di Banyak Negara

Praktek perdukunan yang mistis-mistis itu gak cuma di Indonesia loh gengs. Banyak negara yang punya kisah tentang dukun dan penyihir. Bukti praktik perdukunan telah ditemukan di Skandinavia, Siberia, dan bagian lain Eropa, Mongolia, Korea, Jepang, Cina, dan Australia.

Banyak juga ya..

"Dukun" adalah istilah umum yang digunakan oleh para antropolog untuk menggambarkan beragam praktik dan keyakinan tertentu. Berkaitan dengan ramalan, komunikasi roh, dan sihir.

Dukun yang menjadi tabib (refinery29.com)

Dalam sebagian besar budaya asli Amerika, dukun adalah individu yang sangat terlatih. Orang gak bisa begitu saja ngaku-ngaku jadi dukun. Itu adalah gelar yang diberikan setelah bertahun-tahun belajar.

Kalau di Indonesia kan banyak yang ngaku-ngaku tuh. Bisa gandakan uang pula. Ya kali, kalau dia bisa gandakan uang ngapain jadi dukun? Tinggal jalan-jalan dan foya-foya aja hidupnya.

Praktek perdukunan di Mongolia punya ritual untuk upacara matahari.

Dalam beberapa budaya, dukun seringkali adalah orang yang memiliki semacam penyakit yang melemahkan, cacat fisik atau kelainan bentuk, atau beberapa karakteristik lain yang gak biasa.

Di antara beberapa suku di Kalimantan, orang dengan preferensi jenis kelamin ganda dipilih untuk pelatihan perdukunan. Jadi ya bukan laki-laki dan juga bukan perempuan sepenuhnya. Sementara banyak budaya tampaknya lebih suka laki-laki sebagai dukun.

Dukun Korea (awaken.com)

Dalam suku-suku Eropa, ada kemungkinan bahwa perempuan berlatih sebagai dukun. Bisa menjadi asisten atau pengganti laki-laki.

Dalam karyanya The Nature of Shamanism and the Shamanic Story, Michael Berman membahas banyak kesalahpahaman seputar perdukunan. Dukun tidak bekerja dengan cara dirasuki roh. Agar bisa mendapatkan pesan-pesan khusus. Mereka melakukannya dengan sadar dan punya kendali atas dirinya.

Kepercayaan dan praktik dukun awalnya dibentuk sebagai respons terhadap kebutuhan dasar manusia untuk menemukan penjelasan dan melakukan kontrol atas kejadian alam. Misalnya masyarakat pastoral bergantung pada para dewa dan dewi yang mengendalikan cuaca.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"