Petisi untuk Atta Halilintar di Twitter, Salah Sasaran Sih

Petisi untuk Atta Halilintar di Twitter, Salah Sasaran Sih

Dunia internet, khususnya sosial media, sedang ramai membicarakan sosok Atta Halilintar beberapa hari ini. Yang menjadi pemicunya adalah akun Twitter Atta Halilintar di @AttaHalilintar aktif. Atau tepatnya aktif kembali karena akun ini sudah dibuat sejak tahun 2014 dan terakhir mengunggah twit pada tanggal 16 Agustus 2017. Sehari sebelum hari peringatan kemerdekaan RI. Mungkin besoknya dia nggak ngetwit lagi karena sibuk jadi panitia lomba.

Atta Halilintar (Instagram @attahalilintar)

Di sana Atta menyapa dan bertanya. "Assalamualaikum warga twitter yang katanya lucu.... apa si yang bikin twitter lucu?" tulis Atta. Twit ini akhirnya menjadi pemicu cuap-cuap, hingga tagar #atta menjadi trending. Kebanyakan bernada defensif, mereka tidak ingin Atta ber-media sosial di Twitter.

Para netizen ini bahkan membuat Twit yang isinya adalah aturan menjadi warga Twitter. Akun @kebonjagong menuliskan syarat werga Twitter adalah miskin, gak punya duit, punya skill rebahan, banyak bacot, muka harus jelek. Ia merasa Atta tidak cocok dan memintanya kembali ke YouTube saja.

(Twitter @kebonjagong)

Atta memang sudah menjawab beberapa cibiran ini, dengan menyebutkan bahwa ia juga pernah miskin, kumuh, dan ceking. Meskipun tetap bisa berpose foto ala model untuk menjadi bukti. 

Tetapi hiruk pikuk tersebut berlanjut hingga artikel ini ditulis. Tagar #kembalikanatta kembali muncul yang isinya tetap meminta YouTuber dan Selebgram ini kembali ke habitatnya. Yang menurut warta Twitter, platform tersebut bukanlah ruang bagi Atta.

Tagar kembalikan Atta (Twitter.com)

Bahkan warganet membuat petisi yang isinya tentu menolak Atta dan memintanya kembali ke platform lain. Petisi ini dibuat oleh Asek Inaja. Ia menyerukan untuk mempertahankan kerecehan dan mengabadikan kemiskinan Twitter. Kita tahu Atta adalah kutub yang lain dari sifat ini. Atta Halilintar adalah kaya dan jayus.

Tetapi di jantung masalah ini, sebenarnya ada hal yang kemudian tidak tepat sasaran. Pertama adalah Atta jelas bebas untuk menggunakan media sosial semau dia. Tidak ada yang bisa menghentikan hal ini, kecuali Tuhan, pihak Twitter kalau Atta menyalahi aturan, kematian, Atta tak bisa menggunakan media sosial karena alasan tertentu, atau warganet itu tak ubahnya seperti ormas yang main hakim sendiri.

Yang kedua bisa jadi bukan masalah Atta bermain Twitter. Itu haknya. Twitter akan terasa seperti komen Instagram atau tempat pamer ala YouTube adalah saat para fans Atta bacotan di platform ini. Itu yang lebih berbahaya. Atta hanyalah anak muda kaya raya biasa jika tanpa bocah-bocah berbandana dan berkaca mata hitam, rambut disemir biru.

Petisi tolak Atta Halilintar (change.org)

Merekalah yang justru memiliki kekuatan untuk menjadikan Twitter berubah rasa. Sama seperti kalian yang sempat jengah Twitter karena hoax-hoax politik sebelum akhirnya berpindah ke WhatsApp dan grup FB. Dan akhirnya kalian kembali lagi ke platform ini.

Seharusnya pengalaman pahit di Twitter ini bisa dijadikan pengalaman buat kita. Trending topics dan hal-hal viral lainnya bukanlah patokan. Semua bisa dibuat seperti saat tagar-tagar buzzer memenuhi halaman Twitter. Toh kalian masih bisa me-receh dan galau. Jangan buat orang 'wagu' menjadi signifikan.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"