Ada banyak pendapat soal mengapa seorang anak menjadi pilih-pilih makan namun belum ada jawaban pasti soal itu. Dari banyak penelitian yang meneliti faktor risiko pola makan selektif di masa kanak-kanak, ditemukan 4 penyebab mengapa seorang anak menjadi 'picky eater', yaitu:
1. Karakteristik anak tertentu seperti: masalah medis, perbedaan atau kecacatan perkembangan saraf, dan temperamen membuat anak berisiko lebih tinggi menjadi picky eater.
Misalnya, anak-anak yang lebih rewel, lebih sensitif, dan labil secara emosional (yaitu, banyak mengamuk dan mudah marah) lebih cenderung menjadi anak yang pilih-pilih makanan daripada anak-anak yang lembut dan mengikuti arus.
2. Praktik dan gaya pengasuhan yang cemas, mengontrol, dan/atau permisif.
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang pilih-pilih cenderung memiliki temperamen cemas. Kecemasan bisa menjadi sangat kuat ketika sudah waktunya makan dan ketika anak pernah mengalami sesuatu yang menyakitkan atau negatif saat makan di masa lalu.
3. Pengalaman waktu makan yang negatif.
Praktik dan gaya pengasuhan tertentu juga cenderung menghasilkan anak yang pilih-pilih makanan (picky eater. Anak-anak yang sejak masa bayi selalu memiliki pengalaman negatif dan tidak nyaman dengan makanan, lebih cenderung menjadi pilih-pilih makanan, apa pun yang dilakukan orangtuanya.
Dalam situasi ini, orang tua mungkin menerapkan setiap strategi yang tersedia untuk mendukung pola makan enak dan hubungan positif dengan makanan, namun pengalaman internal anak yang berlebihan masih dapat menyebabkan anak pilih-pilih makan. Namun, ingatlah bahwa berbagai upaya orang tua sangatlah penting dan dapat memungkinkan anak memperbaiki pola makannya setelah masalah medis atau perkembangannya diatasi.
4. Kurangnya paparan terhadap tekstur, rasa, dan praktik mengunyah pada usia-usia penting.