Saat ini, vendor ponsel pintar asal Tiongkok kian banyak. Namun, pasar smartphone di sana tak selamanya stabil. Bahkan kuartal kedua tahun ini, pangsa pasar ponsel pintar di Tiongkok terus merosot.
Firma analis pasar Counterpoint mencatat, turunnya angka penjualan ini sudah dialami sejak kuartal ketiga tahun 2017. Keadaan ini juga masih berlanjut hingga kini.
Penurunan angka penjualan smartphone di Tiongkok disebabkan enggannya konsumen untuk membeli gawai-gawai baru. Masyarakat cenderung bertahan dengan ponsel lamanya, sehingga jelas, angka penjualan akan terus menurun.
James Yan, Direktur Riset Counterpoint, seperti dilansir Kompas.com, mengungkapkan,
"Pangsa pasar smartphone di China terus menurun sejak Q3 2017. Ini terutama karena, konsumen telah memegang smartphone mereka untuk jangka waktu yang lebih lama."
Yan menganggap bahwa faktor penurunan tersebut disebabkan oleh fitur-fitur baru yang ditawarkan. Begitu pula dengan perbedaan yang dirasakan pada ponsel-ponsel baru sejauh ini jarang membuat konsumen lebih konsumtif untuk produk teknologi pintar tersebut.
Di balik itu, hanya Huaweilah yang mengalami peningkatan penjualan. Produsen lain seperti Oppo, Vivo, dan Xiaomi berada di posisi yang tak beranjak. Demikian halnya dengan Apple yang haya meningkat 1 persen saja dari tahun lalu untuk periode yang sama.
Flora Tang, analis Counterpoint pun mengungkap bahwa dalam kuartal ini, penjualan online Apple tumbuh karena diskon yang tinggi dibanding penjualan langsung. E-Commercepun sekarang menjadi bagian terpenting dari strategi distribusi di Tiongkok. Itulah yang menyumbang hampir sepertiga dari total penjualannya.
Tang menambahkan, iPhone X dan iPhone 8 Plus menjadi salah satu model penjualan terpopuler di Tiongkok. Menurutnya, ini amatlah mengejutkan. Hal ini juga bisa dilihat dari penjualan smartphone kuartal lalu yang sudah terjun bebas. Pada kuartal pertama 2018 ini, smartphone yang terjual berkisar di 91 juta unit saja.
Padahal, pertumbuhan industri smartphone di Tiongkok tergolong fluktuatif. Sebelumnya, ada patokan hingga 100 juta unit yang biasanya selalu menembus angka penjualan. Namun sejak pertengahan 2017, performa industri smartphone Tiongkok melesu dan angka penjualannya tak pernah mencapi 100 juta unit lagi.
Hal ini disebabkan karena pasar mengalami kejenuhan, menyusul kurangnya inovasi dari vendor smartphone.