Penemuan Homo Floresiensis, Hobbit yang Penuh Kontroversi

Penemuan Homo Floresiensis, Hobbit yang Penuh Kontroversi

Homo floresiensis bisa disebut juga dengan nama "Manusia Flores". Penemuan manusia purba ini menguak misteri adanya Hobbit.  Homo floresiensis  memiliki tubuh yang pendek sekitar 100 cm dan volume otak kecil, hanya 300 hingga 450 cc. Kalau manusia normal volume otaknya bisa mencapai 1400 cc. Usia kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.

Penemuan Homo floresiensis  di daerah Liang Bua. Daerah tertinggal dengan penduduk yang miskin. Hingga saat ini mereka hidup di tengah keterbaasan ekonomi dan fasilitas umum. Sut air bersih dan akses listrik. Tapi di tengah keterbatasan titu masyarakat Rampasasa adalah orang-orang yang ramah.

Penemuan Homo floresiensis (theconversation.com)

Hingga tahun 1989, udah ditemukan banyak kerangka Homo sapiens dan berbagai hewa nmamalia di kawasan ini. Ditemukan pula alat-alat batu seperti pisau, beliung, mata panah.

Penemuan Manusia Flores ini berawal dari Kerja sama penggalian Indonesia-Australia dimulai tahun 2001. Tim Indonesia dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan tim Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New England. 

Pada bulan September 2003 ditemukan kerangka mirip manusia tetapi kerdil. Sembilan individu ditemukan dengan kondisi tulang-tulang yang rapuh, lembab dan tidak legkap. Ada kerangka anak-anak dan wanita dewasa. Diperkirakan, Liang Bua adalah makam. 

Individu terlengkap, LB1, diperkirakan berusia sekitar 18.000 tahun. Individu-individu lainnya berusia antara 94.000 dan 13.000 tahun. Walaupun tidak membatu, tidak dapat diperoleh sisa material genetik, sehingga tidak memungkinkan analisis DNA. 

Perbandingan tengkorak Manusia Flores dan Manusia Modern (nationalgeographic.com)

Perlu disadari bahwa pendugaan usia ini dilakukan berdasarkan usia lapisan tanah bukan dari tulangnya sendiri, sehingga dimungkinkan usia lapisan lebih tua daripada usia kerangka. Pendugaan usia kerangka dengan radiokarbon sulit dilakukan karena metode konservasi tulang tidak memungkinkan teknik itu untuk dilakukan.

Penemuan ini menimbulkan banyak kontroversi dan rasa tidak percaya. Tidak percaya bahwa penemuan Homo floresiensisini termasuk fosil manusia. Fenomena ini hanya disebabkan oleh abnormalitas pertumbuhan. Bukan jenis manusia tertentu. Disebut mereka kerdil karena mengidap mikrosefali (kepala kecil). Karena masalah ini Liang Bua sempat ditutup untuk peneliti darluar negeri. Sepeninggal Prof. Jacob (wafat 2007), lokasi penemuan kembali dapat diakses bagi penelitian.

Pada bulan September 2007, para ilmuwan peneliti Homo floresiensis menemukan petunjuk baru berdasarkan pengamatan terhadap pergelangan tangan fosil yang ditemukan. Membuktikan bahwa Homo floresiensis bukan merupakan manusia modern melainkan spesies yang berbeda. Hasil penemuan menunjukkan bahwa tulang Homo floresiensis berbeda dari tulang Homo sapiens (manusia modern) maupun manusia Neandertal.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"