Pemulung Yogya Rela Merawat Kucing Jalanan Meski Sering Dicibir 'Orang Gak Punya Kok Maksaain Nolong'

Pemulung Yogya Rela Merawat Kucing Jalanan Meski Sering Dicibir 'Orang Gak Punya Kok Maksaain Nolong'

Banyak orang yang membayangkan ingin menyumbang banyak dan memberikan banyak sedekah ketika kaya. Terus pas kaya tetep aja lupa pada janjinya.

Kebiasaan berbuat baik dan sedekah gak harus nunggu kaya kok. Ketika dalam keadaan terbatas dan katakanlah miskin. Menolong dan memberi sedekah pada sesama juga bisa dilakukan.

Meski jumlahnya gak banyak, cuma Rp 2000 seminggu di kotak amal masjid. Beli koran di tukang koran perempatan sambil niat membantu biar laris, dan sebagainya.

Sugiyanto dan gerobaknya (Kumparan.com)

Ketka hanya punya uang Rp. 10.000 rupiah dan sedekah Rp. 1000 dengan ikhlas bakalan lebih baik dengan punya uang Rp. 10 juta sedekahnya Rp. 100.000. Karena kadang bukan nominalnya, tapi aa yang rela diberikan dibandingkan dengan apa yang kita miliki.

Salah satu orang baik yang melakukan hal ini adalah Sugiyanto (46). Dia berprofesi sebagai pemulung dari Kadipiro, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta.

Udah selama 4 tahun ini, Sugiyanto merawat kucing-kucing jalanan yang sakit. Dia juga ngasih makan ke kucing jalanan yang ditemukan. Sugiyanto setiap hari keliling Yogya dengan berbekal sepeda motor bergerobak.

"Tanggal pastinya mulai saya lupa. Dari dulu saya relawan. Terus aku mikir dulu punya kucing sakit (biayanya) sampai jutaan (rupiah) dan aku nggak punya duit. Terus aku mikir kucing di jalan yang mau membiayai siapa," ujar Sugiyanto, dikutip dari KUmparan.com.

Di dalam gerobaknya ada 8 kucing yang sedang sakit. Gerobak itu juga terisi perkakas memperbaiki handphone, mata pencaharian lain selain memulung.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"