“Di dalam ruangan semi-basement, mereka menyiksa dan melakukan kekerasan terhadap orang-orang secara fisik dan psikologi. Di dalam sel yang bisa menampung empat orang, militer Rusia menahan lebih dari 20 orang. Menurut korban, mereka tidur bergantian karena tak ada ruang,” tambahnya.
Berbicara kepada The Kyiv Independent, seorang penduduk sipil Kozacha Lopan bernama Vitaly Oliia, mengaku sebagai salah satu warga yang disiksa oleh anak buah Putin. Dia dibebaskan pada 11 September 2022 setelah 10 hari ditahan. Vitaly mengklaim dirinya ditahan karena sebelumnya bertugas di militer Ukraina.
Dalam kesempatan itu, pria berusia 40 tahun itu mengaku mendapat sejumlah pukulan. Setelahnya, dia dipindahkan ke ruang penyiksaan dengan mata tertutup dan tubuh diikat. Di situ, Vitaly mengaku bagian vitalnya disetrum selama sekitar 1 jam.
“Saat saya diikat, mereka menurunkan celana dan celana dalam saya. Saya mereka meletakkan sesuatu di kemaluan saya,” ungkap Vitaly Oliia. Sebuah kawat kemudian melilit di paha kanannya, dan dia disetrum selama sekitar satu jam. “Tak bisa dilukiskan, setiap inci dari diri saya menderita,” sambungnya.
Setelah sekitar 30 menit, Vitaly Oliia mengatakan kulitnya mulai mengeluarkan asap. “Saat mereka selesai, kulit di kaki saya, tempat kawat mengalir terasa renyah saat disentuh, seperti babi panggang,” pungkas Vitaly Oliia.
Tidak hanya itu saja, Vitaly juga mengaku dipaksa untuk membunuh warga sipil Rusia di video yang masih beredar di media sosial Rusia. Dia juga sempat dibawa ke fasilitas interogasi lebih besar, yang dikenal dengan sebutan Zero, di mana dia mampu mendengar orang yang disiksa di ruangan sebelahnya.