Paris Bakal Punya Taksi Udara Buat Olimpiade 2024

Bagi kota-kota besar di dunia, transportasi adalah masalah yang dikonsumsi sehari-hari. Apalagi jika kota itu adalah Paris, Prancis, dengan 2 juta penduduknya yang akan menghelat event olahraga Olimpiade tahun 2024 mendatang. Tentu saja pesta olahraga ini akan menjadi mimpi buruk bagi warga Paris dan juga penonton yang menghadirinya.

Tapi tenang, bakal ada sebuah teknologi dapat mengatasi masalah ini. Meskipun saat ini tentu kita belum tahu seberapa efektif gagasan tersebut. Airbus, Aeroports de Paris, dan Paris Transport Authority sedang menjajaki kemungkinan menggunakan taksi terbang otonom untuk membawa pengunjung dari Bandara Charles de Gaulle ke pusat kota.

Jarak antara bandara tersebut ke Paris ketika menggunakan bus atau kereta api kira-kira satu jam. Untuk itu taksi udara ini bisa menghemat waktu berharga yang lebih baik dihabiskan untuk menemukan hotel dan tentu saja menikmati Olimpiade. Kalian juga tidak perlu menunggu lama, karena taksi udara ini dapat berangkat setiap enam menit.

Setiap rencana selalu ada hambatannya. Dan untuk taksi udara ini pihak pengembang seperti Aeroports de Paris sudah dipusingkan karena harus memilih lokasi untuk pusat taksi terbang di Paris pada akhir 2019, dan harus siap dalam 18 bulan. Tim akan menguji tautan melalui "koridor helikopter yang ada," menurut Edward Arkwright dari ADP.

Ada banyak bagian lain yang harus disusun pada tempatnya agar bisa berfungsi. Taksi itu sendiri harus cukup aman untuk terbang dan bertahan cukup lama dengan baterai. Para mitra juga harus memastikan bahwa taksi cocok dengan infrastruktur dan peraturan yang ada. Namun, jika semua berjalan lancar, bagi pengunjung mungkin tidak harus naik kendaraan darat untuk sampai di City of Lights.

Jika proyek ini berhasil maka akan ada kemungkinan ini akan menjadi pilot project penyelesaian masalah transportasi kota-kota besar lain di dunia. Terutama untuk mengatasi masalah disaat kota sedang menyelenggarakan event besar seperti Olimpiade. Kalau untuk Jakarta kita belum berani berharap sebelum kerja perawatan menjadi topik serius penyelenggaraan akomodasi pemerintah.