Apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata hipnotis? Mungkin banyak yang beranggapan bahwa hipnotis adalah kegiatan memanipulasi pikiran, membuat orang jadi tertidur, dan nggak sadar untuk melakukan sesuatu, bahkan sampai tertipu! Emang bener kaya gitu?
Perlu diketahui, hipnotis cukup sering ditayangkan di program televisi dan menampilkan sosok pelaku hipnotis beserta orang yang dihipnotis. Umumnya, pelaku hipnotis memberikan sugesti kepada orang yang dihipnotis untuk melakukan sesuatu dalam kondisi nggak sadarkan diri. Semuanya terjadi seolah-olah pelaku hipnotis dapat mengontrol seluruh pikiran dan perilaku orang yang dihipnotis. Namun, benarkah hipnotis seperti itu? Sebenarnya hipnotis itu seperti apa sih? Yuk, simak faktanya.
Apa Itu Hipnotis?
Cukup sulit untuk tahu arti hipnotis sebenarnya, sebab ada banyak definisi berbeda. Tapi dapat disimpulkan bahwa hipnotis berarti kamu membiarkan diri untuk mengikuti sugesti yang diberikan oleh ahli hipnotis. Ini bukan bentuk kontrol pikiran, kamu masih punya kekuatan untuk memikirkan apa yang kamu inginkan. Hipnotis paling berpeluang untuk berhasil ketika kamu membiarkan diri mengikuti sugesti ahli hipnotis.
Lebih lanjut, ahli hipnotis tidak menghipnotis seseorang. Namun ia menjadi semacam tutor atau coach yang tugasnya membantu orang menjadi terhipnotis. Hal paling penting yang perlu diingat tentang hipnotis adalah, ahli hipnotis bukan ahli sulap. Ahli hipnotis membantu kamu melepaskan kesadaran pikiran melalui relaksasi. Ini membantumu mengubah keyakinan bawah sadar yang mencegah perubahan yang kamu cari. Hipnotis dalam bentuk relaksasi dan penerimaaan sugesti adalah hipnotis yang benar. Hipnotis yang bohong adalah dimana orang terlihat melakukan hal yang mereka tidak mau lakukan.
Cara Kerja Hipnotis Tidak Selalu Sama Persis pada Setiap Orang
Harvard Group Scale of Hypnotic Susceptibility pernah melakukan riset dan mendapatkan hasil bahwa sangat sedikit orang yang tidak mempan dihipnotis, banyak orang yang merespons sugesti pada hal ideomotor-ideosensori seperti mengangkat tangan tanpa sadar, dan sedikit orang yang merespons pada hal sugesti kognitif yang dapat berdampak pada memori dan persepsi bahkan sampai menciptakan halusinasi dan amnesia. Para ilmuwan juga telah merekam otak orang-orang yang hanya berpura-pura memiliki kelumpuhan kaki karena hipnotis, dan mengulangi lagi ketika mereka benar-benar terhipnotis dan merasa kakinya benar-benar lumpuh.
Pada mereka yang benar-benar terhipnotis, para peneliti menemukan peningkatan aktivasi otak di orbitofrontal korteks kanan, serebelum kanan, talamus kiri, dan putamen. Hipnotis memiliki perbedaan saraf dasar dengan mereka yang hanya berpura-pura terhipnotis. Jadi akan tampak siapa yang terhipnotis dan siapa yang hanya berpura-pura.
Apakah Semua Orang Bisa Dihipnotis dan Diberi Sugesti?
Kalau di salah satu tayangan TV jaman dulu yang kayaknya siapa aja bisa dengan mudah dihipnotis oleh host-nya bahkan ketika lagi jalan-jalan di mall, kamu harus berpikir ulang deh kalau percaya. Pasalnya, nggak semua orang bisa dengan mudah dihipnotis lho. Jadi, setiap orang itu memiliki kemampuan disugesti yang berbeda-beda.
Logikanya, ada orang yang mudah dinasihati, ada orang yang keras kepala. Sama seperti itu, ketika dihipnotis pun ada tipe orang yang gampang banget diakses alam bawah sadarnya, ada juga yang sulit. Apalagi kalau seseorang itu nggak mau untuk dihipnotis dan pikirannya diisi dengan hal lain, akan lebih sulit lagi tuh. Jadi faktanya, nggak semua orang bisa dihipnotis dan diberikan sugesti. Sejago apapun orang yang menghipnotisnya, ya gengs!