Dilansir dari Kumparan.com, aktivitas merekam data alamat MAC yang dilakukan TikTok dimungkinkan dengan mengeksploitasi bug dan menyembunyikan jejaknya dengan lapisan enkripsi tambahan. Selain TikTok, studi tersebut juga menemukan eksploitasi serupa di hampir 350 aplikasi lain yang ada di Google Play Store. Umumnya, mereka melakukan itu untuk menargetkan iklan.
Menurut laporan Business Insider, Google enggan berkomentar secara spesifik terkait temuan yang disampaikan The Wall Street Journal. Raksasa teknologi itu hanya menyebut akan menginvestigasi klaim tersebut.
Adapun TikTok sendiri secara tidak langsung menyebut bahwa mereka pernah mengoleksi alamat MAC di perangkat pengguna Android.
"Kami berkomitmen untuk melindungi privasi dan keamanan komunitas TikTok. Kami terus memperbarui aplikasi kami untuk mengikuti tantangan keamanan yang terus berkembang, dan versi TikTok saat ini tidak mengumpulkan alamat MAC," kata juru bicara TikTok kepada Business Insider. "Kami selalu mendorong pengguna kami untuk mengunduh versi terbaru TikTok."
TikTok Jadi Sorotan
TikTok (Theguardian.com)
Keamanan data pribadi pengguna TikTok memang tengah jadi sorotan, khususnya di Amerika Serikat. Presiden Donald Trump dan sejumlah pejabat AS khawatir bahwa aplikasi milik ByteDance tersebut menghimpun data pribadi masyarakat mereka dan memberikannya kepada pemerintah China. TikTok pun membantah tuduhan itu.
Saat ini, Trump sudah mengultimatum ByteDance untuk segera menjual TikTok. Lewat sebuah perintah eksekutif yang dia keluarkan pekan lalu, Trump memberi tenggat waktu penjualan hingga 20 September 2020, jika aplikasi tersebut tak mau diblokir di AS.
Nah bisa bahaya juga tuh kalau beneran bisa ambil data para pengguna, tapi ya kita ga tau juga kan? Lihat aja deh kedepan.