Hai Paragengs, udah liat ulasan sebelumnya kan tentang bahasa tubuh saat orang berbohong?
Nah, udah diulas tuh beberapa tanda awal seperti menjilat atau menggigit bibir, posisi dagunya, cara mereka melihat kita, menunjuk-nunjuk orang, atau memiringkan kepala.
Nah, sekarang kita bahas tanda-tanda selanjutnya kuy gengs. Dengan memperhatikan gestur orang, sebenernya kita akan langsung tau apakah ia sedang jujur atau bohong gengs.
Buat kalian yang belom tau, dikutip dari IDNTimes.com, coba simak nih deretan bahasa tubuh dari orang yang berbohong bagian kedua.
7. Menarik kerah atau menyentuh leher
Ah, kali aja dia lagi panas dalem tuh (freepik.com)
Leher merupakan salah satu bagian tubuh paling rentan. Dalam keadaan bahaya, biasanya kita akan memegang atau menyentuh leher kita sendiri (*ya ga mungkin leher orang lain lah yaaa).
Dalam kondisi bahaya, kita akan menarik kerah kita demi mendapat udara segar. Nah, kondisi itu sebenernya menunjukkan kalo kita sedang tidak nyaman atau ingin bebas.
Sementara saat menyentuh atau menggosok leher, seolah-olah orang itu sedang memikirkan pertanyaan kalian. Padahal, gerak tubuh itu bisa diartikan sebagai "Saya nggak yakin bisa setuju dengan kalian". Begitu lah.
8. Menutup bagian tubuh yang "rentan"
Mosok kayak gini gestur orang berbohong sih? (pixabay.com)
Saat merasa khawatir, seseorang akan menutup beberapa titik di tubuhnya. Misalnya dada, perut, atau pangkal paha.
Secara fisiologis, sistem saraf otonom akan mengirimkan sinyak ke otot perut yang nantinya mungkin akan timbul kejang-kejang. Dan, kejang itulah yang menimbulkan rasa sakita yang gak nyaman.
Hingga akhirnya si pembohong akan menyentuh area-area tersebut. Coba perhatikan reaksi tubuh sendiri dan orang lain deh.
9. Pegangan pada sesuatu
Apa ada yang berbohong di antara mereka? (shutterstock.com)
Saat seseorang berbohonh, mereka akan berada dalam kondisi rentan tuh, atau tertekan. Nantinya, mereka mungkin akan berpegangan pada sesuatu deh, karena mereka merasa sedang tidak stabil.
Mereka akan berpegangan pada meja, kursi, dinding, atau benda-benda lain yang setidaknya bisa membantu menenangkan perasaan tidak stabil mereka.
Gestur itu sebetulnya amat natural. Sejak kecil, kita terbiasa melakukan itu ketika merasa terancam atau berada dalam keadaan bahaya. Ini logis dan udah pasti begitu, gak bisa dilawan, gak ada obatnya, hehehe.