Nggak Cuma Indonesia, Amerika Serikat Ternyata Juga Konsumsi Beras Sejak 1820 Lho

Nggak Cuma Indonesia, Amerika Serikat Ternyata Juga Konsumsi Beras Sejak 1820 Lho
Ilustrasi Beras Jepang (Shutterstock)

Lebih lanjut, National Geographic Explorer dan penulis buku terlaris dan Buettner telah menyoroti Carolina gold dalam buku barunya, "The Blue Zones Challenge: A 4-Week Plan for a Longer, Better Life" yang mana ia menjelajahi "Zona Biru" di dunia, yakni tempat orang-orang yang hidup lebih lama dan lebih sehat dari rata-rata.

"Beras Carolina gold adalah jenis beras Afrika yang cukup banyak menghilang hingga sekitar 20 tahun yang lalu. Ini adalah tanaman Amerika yang unik karena strain itu telah hilang. Kamu tidak bisa kembali ke Afrika dan mendapatkan strain itu. Kamu harus pergi ke Carolina," ujar Buettner.

Menurut Serious Eats, beras ini sangat populer di Amerika Serikat dan menjadi beras komersial pertama yang pernah diproduksi AS. Pada tahun 1820, sekitar 100.000 hektar Carolina gold tumbuh di seluruh Selatan. Lalu akhirnya menghilang dari sejarah pangan Amerika, sampai Dr Richard Schulze, seorang dokter mata Savannah mulai menanam lagi pada pertengahan 1980-an.

Ilustrasi Beras Jepang (Shutterstock)

Seorang Chef bernama Roosevelt Brownlee telah memasak beras ini sesuai dengan tradisi pembuatan nasi khas masyarakat Gullah Geechee, dan telah dicicipi oleh tokoh-tokoh terkenal seperti Muddy Waters, Dizzy Gillespie, dan Nina Simone selama bertahun-tahun.

Berbeda dengan jenis beras yang kaya karbohidrat lainnya, Carolina gold cocok dengan profil makanan yang telah diidentifikasi Buettner di "Zona Biru," karena membantu orang hidup lebih lama dan lebih sehat.

"Jika kamu makan semangkuk nasi putih, itu mungkin bukan ide yang terbaik. Namun, beras Carolina gold, ini berbeda. Ini spesies yang berbeda dari beras Asia. Ada sedikit warna emas di dalamnya. Ada rasa yang lebih pedas. Dan, biasanya ada sisa bakteri di dalamnya, dan di sanalah banyak nutrisinya," ujar Buettner.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"