Bertentangan dengan kepercayaan umum, ternyata lebih banyak pria yang membahas masalah patah hati daripada wanita.
Temuan ini seolah membantah stereotip bahwa pria kurang emosional dalam hubungan asmara daripada wanita. Selain itu, pria juga lebih cenderung mencari bantuan meski secara online.
Dari penelitian ini peneliti mencatat bahwa membuat gambaran tentang masalah dalam hubungan asmara secara lebih akurat membantu banyak orang untuk lebih memahami kapan dan mengapa ada yang salah dalam hubungan mereka.
Selain itu, studi ini juga dapat membantu dalam menghilangkan stigma, dengan menunjukkan bahwa pria sama mungkinnya seperti wanita dalam mencari bantuan profesional untuk masalah hubungan asmara.
"Salah satu hal terpentung yang kami lihat di sini adalah kami mampu membuat gambaran akurat tentang masalah hubungan yang dihadapi masyarakat berdasarkan apa yang dikatakan mereka secara online," jelas peneliti utama Ryan Boyd.
Ia melanjutkan bahwa studi ini bisa membuat para pakar hubungan profesional lebih mamahami semua jenis masalah sosial dan psikologis, dan mengatasinya dengan cara yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tradisional.
Ya, namanya juga putus cinta. Wajar dong kalau sedih. Kalau habis putus jutru nggak sedih. Wah, jangan-jangan emang nggak cinta. Ups!