Perjuangan Tili dalam menangkap buaya berkalung ban dimulai sejak 3 minggu yang lalu. Ia setiap sore memasang umpan di jembatan 2, Jalan I Ngurah Rai, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Umpan terhubung dengan tali kapal yang kemudian diikatkan ke batang kayu besar yang ada di sekitar sungai. Tujuannya untuk memudahkannya menarik buaya saat umpan itu berhasil dimakan.
"Kadang umpannya merpati, kadang ayam," kata Tili, dikutip dari TribunPalu.com, Rabu (9/2/2022).
Usaha Tili selama berminggu-minggu itu pun akhirnya membuahkan hasil. Pada Senin (7/2/2022) petang, buaya berkalung ban akhirnya memakan umpan milik Tili.
Tili kemudian menarik buaya itu, tidak lama berselang, warga yang awalnya menonton turut membantu. Buaya berhasil ditarik ke daratan atas perjuangan Tili dan warga. Sementara ban yang melingkar di lehernya dilepaskan dengan cara digergaji.
Saat diwawancara oleh media, Tili mengaku memang berniat menangkap buaya berkalung ban tersebut.
"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucap Tili, dikutip dari TribunPalu.com.
Menurutnya, penangkapan buaya menjadi kebanggaan tersendiri. Meskipun butuh pengorbanan materi yang besar serta pertaruhan nyawa.
"Saya ini merasa ditantang oleh warga, setiap saya berusaha menangkap dengan menjerat, selalu saya diremehkan."