Staf Kementerian Kesehatan Ayesha Verrall mengatakan bahwa kebijakan yang dibuat dikarenakan faktor tingginya korban kematian akibat rokok di New Zealand. Dikutip dari The Guardian, ada sekitar 4.500 warga New Zealand yang meninggal tiap tahunnya karena penyakit yang berhubungan dengan konsumsi tembakau.
"Kita perlu pendekatan baru. Bisnis tanpa program pengontrolan tembakau tidak akan membawa kita pada target itu," ujarnya.
Akan tetapi, program ini bukan tanpa kontroversi. Banyak yang masih mengkritik kebijakan ini karena dikhawatirkan akan mempengaruhi penjualan rokok di New Zealand. Di samping itu, hal tersebut bisa berpotensi menimbulkan adanya penyelundupan tembakau ilegal.