Ketika penulis Inggris William Crackanthorpe mengunjungi pulau Mediterania Elba pada tahun 1814, dia pengen tahu soal kisah hidup Napoleon Bonaparte yang dipermalukan dan dibuang. Beberapa bulan sebelumnya, Napoleon diasingkan ke Elba. Merupakan salah satu penghinaan terbesar dalam sejarah hidupnya.
Dalam pengamatannya, Napoleon mungkin tampak pendiam, tetapi dalam benaknya ia merencanakan sesuatu. Dalam beberapa bulan, dia fokus menyusun rencana. Untuk membalas dendam terhadap mereka yang mengasingkannya.
Setelah kekalahan dan penggulingannya pada tahun 1814, Napoleon mencapai kesepakatan dengan koalisi negara-negara yang telah menjatuhkannya. Napoleon menyetujui ketentuan Perjanjian Fontainebleau pada April 1814.
Napoleon Bonaparte Melarikan Diri dari Elba
Napoleon harus menyerahkan harta kerajaannya, haknya untuk memerintah dan semua anggota keluarganya saat ini dan di masa depan. Namun, ia dapat mempertahankan gelar Kaisar dan bahkan memilih negara kepulauannya sendiri. Lalu memilih Elba.
Secara teknis, Elba adalah bagian dari Perancis, tetapi perjanjian itu mengubahnya menjadi sebuah kerajaan. Elba hanya memiliki 12.000 penduduk, tetapi Napoleon sepenuhnya bertanggung jawab atas pulau seluas 86 mil persegi itu. Ternyata rencana Napoleon Bonaparte melarikan diri dari Elba disusun dengan matang.
Elba berarti pengasingan bagi Napoleon, tetapi bukan penjara. Napoleon secara khusus memilihnya karena cuaca dan pertahanannya bagus. Dia punya rumah musim panas lain juga. Bangunan yang dilengkapi dengan perabotan mewah. Istri Napoleon, Josephine, tidak tinggal dengannya di pulau itu.
Napoleon kurang berminat dengan nasib penduduk pulau. Justru kaisar ini sedang membuat rencana untuk Napoleon Bonaparte melarikan diri dari Elba.
Napoleon menunggu waktunya. Ruling Elba memberinya alasan untuk membangun kekuatan militer sejumlah 2.000 tentara, 600 Pengawal Kekaisaran, dan angkatan laut kecil. Komunikasi dilakukan Napoleon dengan Prancis dan Inggris. Napoleon Bonaparte melarikan diri dari Elba adalah rencana yang udah lama dibuat.
Melalui komunikasi ini, Napoleon tahu kalau Inggris mulai merumuskan rencana untuk memindahkannya lebih jauh dari Prancis ke St. Helena. Sebuah pulau di Atlantik Selatan. Dia juga dengar kalau di Prancis para pendukungnya mulai memicu pemberontakan terhadap raja baru, Louis XVIII.
Secara khas, Napoleon yang haus kekuasaan mulai khawatir bahwa ia akan mati dalam ketidakjelasan. Dia berkonsultasi dengan ibunya, yang tinggal bersamanya.
"Pergilah, anakku!" katanya ibunya. "Penuhi takdirmu!"