Nama Pahlawan di Mata Uang Indonesia yang Baru

Nama Pahlawan di Mata Uang Indonesia yang Baru

Sejak Desember 2016, pemerintah telah mengeluarkan uang baru. Terdiri dari tujuh uang kertas dan empat uang logam.

Rasanya seneng banget kalau dapet uang baru. Kertasnya masih bersih dan bagus. Hayo, siapa yang suka meremas uang kertas baru sebelum dibelanjakan?

Katanya gak rela kalau orang lain dapat yang baru. Hadeh...

Uang rupiah baru (duabenua.com)

Jangan ya, kita harus menjaga kebersihan dan kerapian uang kertas. Agar tidak cepat rusak dan jadi alat tukar yang sah. Kebanyakan uang yag beredar di masyarakat udah kucel dan buluk. Belum lagi kadang ada pesan dan nomor HP segala.

Siapa aja sih pahlawan yang ada dalam uang yang baru? Simak ulasan berikut ini.

1. Tjipto Mangunkusumo

Wajahnya tercetak dalam uang logam Rp200. Pahlawan pergerakan kemerdekaan Indonesia ini dikenal sebagai tiga serangkai bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara. Kalau anak SD dan SMP biasanya belaja nih soal sejarah tiga serangkai. Sama Budi Utomo juga.

Mereka banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda.

2. Herman Johannes

Nama pahlawan di mata uang indonesia satu ini ada di uang logam Rp100.  Herman Johannes berasal Rote, Nusa Tenggara Timur. Dia adalah seorang cendekiawan, politikus, ilmuwan Indonesia, guru besar Universitas Gadjah Mada. Berangkat dari orang yang bergerak di dunia pendidikan. Lalu juga terjun ke politik.

Ia pernah menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Agung dan Menteri Pekerjaan Umum.

3. Tjut Meutia

Wajah perempuan asal Aceh ini di lembaran uang 1.000 rupiah. Ia ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada tahun 1964. Sebagai seorang wanita, Tjut Meutia adalah sosok yang kuat dan tangguh. Perjuangannya mempertahankan Indonesia ditunjukkan dengan ikut berperang melawan penjajah dan merebut pos-pos kolonial Belanda

4. Mohammad Hoesni Thamrin

Rupiah yang saat ini masih berlaku (riaureview.com)

Nama pahlawan di mata uang indonesia 2.000 rupiah banyak juga digunakan untuk nama jalan.

Hoesni Thamrin juga dikenal sebagai salah satu tokoh bagi Kaoem Betawi yang pertama kali menjadi anggota Dewan Rakyat di Hindia Belanda, yang mewakili kelompok pribumi. Ia lahir di Weltevreden, Batavia, 16 Februari 1894 dan meninggal di Senen, Batavia, 11 Januari 1941, pada umur 46 tahun

5. Dr. KH Idham Chalid

Wajah pahlawan ini bisa kita lihat di lembaran uang 5.000 rupiah. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia periode 1956-1959. Idham Chalid juga pernah menjadi Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdatul Ulama) selama 28 tahun, ketua MPR dan DPR.

6. Frans Kaisiepo

Pahlawan ini ada di lembaran uang 10.000 rupiah. Frans pernah diasingkan karena menolak untuk diangkat menjadi perwakilan Belanda di Konferensi Meja Bundar.

Frans Kaisiepo juga berjuang menentang rencana pembentukan Negara Indonesia Timur. Frans adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua. Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia juga mengusulkan nama Irian.

7. Gerungan Saul Samuel Jozias Ratulangi

Nama pahlawan yang ada di lembaran uang 20.000 rupiah ini lebih terkenal dengan sebutan Sam Ratulangi. Ia merupakan pahlawan di bidang pendidikan.

Pahlawan asal Manado ini berjuang agar semua rakyat Indonesia mendapat pendidikan yang baik. Pada masa penjajahan Jepang, Sam Ratulangi diangkat menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, ia diangkat menjadi gubernur pertama Sulawesi Utara.

8. Ir. H. Djuanda Kartawidjaja

Gambar Djuanda tercetak di lembar uang 50.000 rupiah. Djuanda Kartawidjaja pernah memimpin para pemuda dalam merebut Jawatan Kereta Api dari Jepang. Ia juga berhasil merebut Jawatan Pertambangan, karesidenan, dan objek-objek militer di Bandung bagian utara. Perjuangannya itu membuatnya diangkat menjadi Kepala Jawatan Kereta Api wilayah Jawa dan Madura.

Djuanda adalah perdana menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir. Sumbangannya yang terbesar dalam masa jabatannya adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957. Menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"