Selama berabad-abad, kecerdasan atau kemampuan akademik seseorang diukur dengan tes IQ yang terstandarisasi. Semakin tinggi nilai seseorang dalam tes tersebut, maka semakin tinggi kemampuan akademisnya.
Selama beberapa dekade terakhir, peneliti dan psikolog lain telah mengikuti dan juga mengidentifikasi cara alternatif untuk mengukur kecerdasan yang tidak hanya berfokus pada kemampuan akademis. Ada empat jenis kecerdasan yang umum digunakan saat ini;
Kecerdasan Intelegensi (IQ)
Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan Adversitas (AQ)
Dalam artikel ini, kita akan melihat berbagai jenis kecerdasan, mempelajari lebih lanjut apakah IQ lebih penting daripada EQ, SQ, dan AQ, dan mencari tahu bagaimana orang tua dapat memasukkan perkembangan sosial dan emosional ke dalam pendidikan anak mereka.
1. IQ dikaitkan dengan aktivitas pemrosesan yang rasional. Hal ini terkait dengan saluran saraf kita. Saluran saraf terhubung dengan program tetap, yang aturannya ditetapkan dalam logika formal. Pembelajaran yang terlibat adalah langkah demi langkah dan terikat pada aturan.
Saat kita mengajari anak-anak tabel perkalian dengan menghafal, kita mendorong mereka untuk menghubungkan otak mereka untuk pemrosesan serial. Ini menghasilkan jenis pemikiran yang berguna untuk memecahkan masalah rasional atau mencapai tugas tertentu.
Beberapa manusia yang terlalu rasional bisa terjebak dalam cara berpikir terprogram dengan cara yang sama, merasa sulit untuk melanggar aturan atau mempelajari aturan baru.
2. EQ atau kecerdasan emosional merupakan pemikiran yang mendasari sebagian besar kecerdasan emosional murni (EQ) kita seperti: hubungan antara satu emosi dan emosi lainnya, antara emosi dan tubuh, emosi dan lingkungan. Kecerdasan ini juga mampu mengenali pola seperti wajah atau bau, dan mempelajari keterampilan tubuh seperti mengendarai sepeda atau mengendarai mobil. Kecerdasan emosional adalah 'berpikir' dengan hati dan tubuh.
3. SQ atau Kecerdasan spiritual (SQ) bisa juga disebut dengan 'kecerdasan makna'. Kecerdasan inilah yang membuat kita pada dasarnya menjadi manusia: kemampuan untuk merencanakan, memahami emosi, mengendalikan dorongan hati, membuat pilihan, dan memberi dunia kita makna.
Kecerdasan ini membantu kita menyikapi dan memecahkan permasalahan makna dan nilai, kecerdasan yang dengannya kita dapat menempatkan tindakan dan kehidupan kita dalam konteks yang lebih luas, kaya, dan memberi makna. SQ pada dasarnya mengintegrasikan IQ (Intelligence Quotient tradisional) dan EQ (Emotional Intelligence). Ini adalah kecerdasan utama kita.