Mencengangkan! Peneliti LIPI Temukan Kesesuaian Antara Kisah Cinta Nyi Roro Kidul dengan Jejak Tsunami Purba

Mencengangkan! Peneliti LIPI Temukan Kesesuaian Antara Kisah Cinta Nyi Roro Kidul dengan Jejak Tsunami Purba

Kisah percintaan Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul merupakan salah satu kisah fenomenal dalam khazanah kebudayaan Jawa. Saking fenomenalnya, kisah cinta ini bahkan membuat peneliti LIPI tergerak untuk menelusuri jejak bencana.

Kenapa bisa begitu? Biar nggak penasaran, mari kita simak dulu kisah panembahan senopati dan Nyi Roro Kidul seperti yang tertulis di bawah ini, ya, gengs.

Kisah Cinta Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul (Jelajah Jogja Istimewa)

Penambahan Senopati Merupakan Pendiri Kesultanan Mataram.

Sebelum mendirikan Kesultanan Mataram, Panembahan Senopati memiliki kisah cinta dengan Nyi Roro Kidul.

Untuk diketahui, Panembahan Senopati merupakan anak angkat dari Sultan Kerajaan Pajang, Hadiwijaya.

Ia diangkat anak sebagai pancingan agar Hadiwijaya bisa memiliki anak. Namun pada suatu saat, Panembahan Senopati memilih berpolitik dan ingin membentuk Kerajaan Mataram.

Sementara itu Nyi Roro Kidul adalah putri Kerajaan Sunda Galuh yang membuat kesal ayahnya karena terus menerus menolak pinangan raja dan ksatria dari sejumlah kerajaan yang ada di Jawa pada masa itu.

Semasa Hidup di Kerajaan Sunda Galuh, Nyi Roro Kidul Bernama Roro Sawedi.

Lantaran terus menerus menolak untuk dinikahi, sang ayah pun menanyakan apa mau Roro Sawedi. Dia pun mengungkapkan bahwa keinginannya adalah hidup abadi. Oleh karena itulah sang ayah tidak mengijinkan lagi Roro Sawedi hidup di keraton.

Dia lalu pergi ke selatan Jawa sampai pantai Parangkusumo. Di sana dia bertemu dewa dan meminta agar hidup abadi.

Sesuai dengan syarat yang diberikan dewa, Roro Sawedi setuju meninggalkan raganya dan tinggal rohnya saja. Ia kemudian diminta tinggal di keraton selatan yang isinya bukanlah manusia.

Saat itu dewa juga memiliki perjanjian dengan Roro Sawedi agar membantu para manusia yang membutuhkan pertolongan. Dari sanalah Roro Sawedi berganti nama jadi Nyi Roro Kidul atau Kanjeng Ratu Kidul.

Nah, sebelum Kesultanan Mataram didirikan, Panembahan Senopati sebenarnya sama sekali tidak memiliki kekuatan politik. Dia bukanlah darah biru lantaran merupakan anak angkat dari Hadiwijaya.

Keinginannya membentuk Kesultanan Mataram tercium oleh ayah angkatnya, dan disiapkan lah pasukan untuk menggagalkan rencana tersebut.

Saat itulah Panembahan Senopati memilih bersemedi di Pantai Selatan, sedangkan sang ayah meminta bantuan ke juru kunci Gunung Merapi pada masa itu.

Ketika Panembahan Senopati sedang bertapa, terjadilah letusan Gunung  Merapi dan gelombang besar. Letusan Gunung Merapi dan gelombang besar ini menghalangi pasukan Hadiwijaya untuk memburu Panembahan Senopati.

Saat itu kondisi Keraton Kidul di mana Nyi Roro Kidul tinggal pun terganggu. Bahkan Nyi Roro Kidul sampai mencari siapa penyebab kekacauan tersebut.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"