Mbah Fanani sempa menjadi bahan perbincangan sejak dia dijemput dari tempat pertapaannya. Ternyata dia bukan pertapa biasa. Mbah Fanani wali Cirebon begitu dia dikenal oleh masyarakat.
Mbah Fanani Wali Cirebon
Mbah Fanani wali Cirebon sempat keluar dari pertapaannya selama satu bulan setelah di jemput. Tapi akhirnya dia kembali lagi bertapa di kawasan gunung Dieng.
Mbah Fanani wali Cirebon ini bertapa karena ingin tenang dan menghindari hiruk pikuk dunia. Dia ingin fokus untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
Mbah Fanani sendiri gak tahu sampai kapan dia akan mengakhiri pertapaannya di Dieng. Dia akan mengakhirinya jika sudah mendapatkan ilham atau petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Dia telah menikah dan memiliki satu orang anak.
Anak perempuannya sudah menerima apa yang jadi tujuan hidup anaknya. Mbah Fanani sudah mulai bertapa sejak putrinya Nyai Maryam masih di dalam kandungan.
Sebagaian masyarakat bahkan percaya kalau Mbah Fanani wali Cirebon ini akan mengakhiri pertapaannya ketika Dieng tenggelam. Lalu kyai Ahmad Fanani Dieng ini akan pulang dengan naik perahu.
"Mbah Fanani juga tidak tahu kapan perintah itu datang untuk mengakhiri tugasnya," kata Veti, perempuan yang turut mendampingi Mbah Fanani saat kembali ke Dieng.
Ketika ditanya kapan dia akan mengakhiri pertapaannya, Mbah Fanani hanya memberikan isyarat dengan gerakan tangan. Orang menyangka itu adalah gerakan seperti naik perahu. Tapi pernyataan itu disanggah oleh Veti.