Thailand diketahui memiliki 18 jenis kelamin yang dianut masyarakatnya. Termasuk pria yang berdandan seperti waria yang dikenal dengan nama ladyboy . Ladyboy merupakan sebutan untuk pria yang berpakaian dan berperilaku layaknya wanita, atau di Indonesia yang disebut waria.
Jika orang di luar Thailand menyebut mereka dengan sebutan ladyboy, masyarakat lokal menyebutnya dengan sebutan Kathoey. Kathoey berasal dari bahasa Khmer yang berarti anak laki-laki dan juga wanita. Jumlah ladyboy memang cukup banyak di Thailand.
Menurut theblondtravels.com, di masing-masing kelas dalam sebuah sekolah, minimal ada satu ladyboy. Siswa itu memiliki fisik laki-laki namun memiliki kepribadian layaknya wanita, berbicara pelan dan nampak feminim saat bicara. Begitu juga ladyboy yang merupakan pedagang di pasar, meskipun tangannya kasar namun suaranya rendah layaknya wanita.
Banyak remaja laki-laki memutuskan menjadi ladyboy ketika usia mereka masih belasan tahun. Selain mengubah penampilan dan gaya bicara, banyak ladyboy yang konsumsi obat-obatan hormon yang dibeli tanpa resep dan dijual bebas di apotik hingga melakukan operasi kelamin.
Rata-rata remaja laki-laki usia 13-15 tahun minum obat tersebut tanpa izin dari orangtua. Alhasil orangtua dan keluarga dekat menjadi terkejut dengan perubahan penampilan remaja tersebut yang mendadak mirip wanita. Sempat terkejut, namun orangtua tak bisa berkata apa-apa dan menganggap hal itu adalah sesuatu yang alami.
Banyaknya jumlah ladyboy yang mencapai ratusan ribu di Thailand membuat kaum ini diberikan panggung untuk menunjukan eksistensinya. Komersialisasi para ladyboy terlihat ketika adanya beberapa festival ladyboy untuk menarik wisatawan. Belum lagi penampilan ladyboy di beberapa tempat hiburan malam yang bernyanyi dan menari layaknya seorang penyanyi.