Akhir-akhir ini netizen sering dihadapkan dengan kisah-kisah viral dunia maya. Mulai dari kelakukan Ferdian Paleka hingga kisah bohong seorang pemulung.
Kejadian kayak gini bisa buat bahan introspeksi kita gengs, sebagai netizen yang baik dan budiman. Dunia maya gak bisa dipercaya begitu aja. Selain itu juga harus hati-hati mengatakan sesuatu dan bikin konten.
Dunia maya yang kelihatan bebas, sebenarnya gak bebas.
Kisah seorang pemulung, bernama Abah Tono menjadi viral setelah videonya tersebar. Dia mengaku cuma dapet uang Rp1.500 sampek Rp2.000 seharian. Bayangkan, siapa yang gak miris dn kasihan dengan Abah Tono. Seorang kakek renta yang seharian cuma dapat uang segitu.
Buat beli es teh aja gak cukup gengs. Pasti banyak netizen yang iba gimana kakek asal Bandung ini hidup sehari-hari.
"Cukup beli minum saja, makan gimana nanti saja, kadang-kadang makan, kadang-kadang enggak. Uang Rp 1.500 kan gede buat Abah mah, bisa buat beli kerupuk," kata Abah Tono.
Setelah banyak netizen yang mencibir dan nyinyir sama warga kampung tempat Abah tinggal, baru terkuak kebenaran.
Abah Tono ini adalah warga Kampung Babakan Sondiri, RT 02/07, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dia bahkan sedang membangun rumahnya hingga tiga tingkat. Meski belum jadi.
"Malah hampir tiga tingkat walau pun belum beres, sepeda motor juga punya," kata Kepala Desa Pangauban Enep Rusna dikutip dari Kompas.com.
Enep mengatakan kalau banyak warganya yang marah dan gak terima. Karena dianggap gak peduli sama Abah Tono. Padahal kenyataannya dia tetap mendapatkan bantuan sembako setiap bulan. Seain itu kehidupan Abah Tono gak sesuai dengan pengakuan.
Anak-anak Abah Tono udah ada kerja dan keuarganya hidup lumayan cukup. Di desa itu masih ada yang lebih miskin darinya.