Banyak desa di Nepal, termasuk Hokshe ini yang penduduknya miskin dan buta huruf. Ginjal yang berharga itu dijual dengan harga sangat murah. Bahkan ada yang nyari pembeli sendiri gengs.
Untuk satu ginjal, dihargai 1.300 Poundsterling atau setara Rp23 jutaan. Uang baru diperoleh usai mereka pergi ke rumah sakit di India terlebih dahulu untuk diambil ginjalnya.
"Aku tergiur karena memang ingin punya rumah sendiri. Anak saya sudah empat, tentu pengin punya rumah batu untuk kami tinggal," kata Geeta.
Dia dan penduduk lainnya, pengen punya rumah sendiri. Sebuah rumah di Nepal adalah sebuah kebangaan. Akhirnya penduduk desa rame-rame jual ginjal.
Memang benar setelah transaksi ini mereka bisa memiliki sebuah rumah impian. Tapi tak disangka, April 2015 desa itu digunjang gempa dahsyat. Hingga banyak rumah yang luluh lantak karenanya.
Banyak yang meninggal dan mereka yang tersisa gak sedikit yang jadi stress dan malah mabuk-mabukan. Rumah yang hancur dan kesehatan yang memburuk, membuat kehidupan semakin sulit.
Perdagangan ginjal di Nepal masih terus terjadi bahkan meningkat. Global Financial Integrity juga menyebut, terdapat 7.000 ginjal diperoleh secara ilegal setiap tahunnya.
Tapi penduduk yang menjual ginjal gak ada yang kaya. Hanya para calo yang menikmati hasil perdagangan ilegal ini gengs. Kasihan banget ya...
"Hokshe adalah contoh bagaimana orang dapat dieksploitasi," kata Dr. Rishi Raj Kafle, direktur eksekutif dari Pusat Ginjal Nasional di Kathmandu.
"Penduduk desa ini melihat orang-orang yang belum mati dan berpikir, kenapa tidak?," lanjutnya.
Karena masih aja ada yang mencari calo untuk menawarkan ginjalnya.