Senjata yang disita dan dihancurkan sebagai bagian dari Operasi Kilat yang dipublikasikan hampir semuanya adalah rakitan, senapan angin, atau senjata tajam. Ini berarti mereka dapat dengan mudah dibuat kembali jika ketegangan meningkat dan orang Timor merasa perlu mempersenjatai diri.
Ini sekaligus menggarisbawahi masalah yang ada dengan senjata modern atau industri di Timor-Leste lebih sedikit karena senjata tersebut berada di tangan swasta. Pun, persediaan pemerintah secara historis tunduk pada kontrol inventaris yang buruk.
Penelitian yang merupakan proyek bersama antara Austcare dan Small Arms Survey yang berbasis di Jenewa, didasarkan pada pekerjaan sebelumnya tentang rancangan undang-undang senjata api. Ini bukan pertama kalinya seseorang mencoba menginventarisasi senjata di Timor-Leste, tetapi beberapa data menarik dan tersebar yang sebelumnya hanya ditemukan di hard drive dan lemari arsip beberapa badan pemerintah dan PBB telah ditarik ke domain publik.
Sebagai informasi, militer Timor Leste memang kalah jauh dibanding Indonesia. Tentara di Timor Leste menurut catatan Afrid Fransisco (2015) terdiri atas dua kategori, yakni F-FDTL dan F-FNTL. F-FDTL adalah kepanjangan dari Forcas de Defesa de Timor Leste. Tentara ini bertanggung jawab untuk menjaga pertahanan negara dari segala ancaman, baik laut maupun darat.
F-FDTL berada di garis terdepan dan menjadi tulang punggung pertahanan negara ini. Sementara, F-FNTL atau Policia Nacional De Timor Leste lebih mengkhususkan dirinya di dalam negeri, yakni menjaga keamanan antarkota, menjaga ketentraman penduduk sipil, dan menjadi polisi domestik.
Wah emang gabisa diremehin nih Timor Leste gengs. Gimana nih menurut kalian?