Ini juga menjadi alasan kenapa gangguan pendengaran lebih sering mempengaruhi kemampuan kita untuk mendengar suara yang lebih tinggi daripada yang lebih rendah.
Jackie Clark, seorang profesor klinis di University of Texas menjelaskan pula bahwa kehilangan kemampuan mendengar suara yang lebih rendah seperti yang dialami Chen jelas jarang terjadi. Sebab, bagian pemrosesan suara bass di dalam koklea yang tampak seperti rumah siput di telinga bagian dalam, sangat terlindungi dengan baik.
Clark menduga bahwa penyebab timbulnya RSHL yang tiba-tiba bisa termasuk masalah pembuluh darah atau trauma. Gangguan autoimun yang mempengaruhi telinga bagian dalam mungkin juga jadi penyebab RSHL.
Kondisi autoimun di telinga bagian dalam itu juga dapat menyebabkan masalah keseimbangan yang memicu muntah-muntah seperti yang dialami Chen sebelumnya. Namun menurutnya, ini juga langka, mungkin hanya sekitar 1 persen dari populasi AS saja.
Di samping itu, Clark mengatakan bahwa kasus ini bukanlah hal yang boleh ditertawakan. Kehilangan pendengaran yang tiba-tiba atau tak bisa dijelaskan sekalipun bukanlah bahan bercandaan.
Kabar baiknya, RSHL bisa dideteksi degan cepat. Sementara peluang gangguan pendengaran itu dapat diatasi juga tinggi.
Menurut Kraskin, jika ditangani dalam 48 jam, peluang pulihnya lebih tinggi. Pemulihannya melibatkan steroid dosis tinggi. Bahkan RSHL bisa saja pulih tanpa perawatan apa pun.
Dalam kasus Chen, dokter yang merawatnya mengatakan bahwa pemicunya bisa jadi adalah stres akibat kerja lembur dan kurang tidur. Dokter pun menyarankan Chen untuk istirahat demi pemulihan pendengarannya.